Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengarungi Sungai Upang di Bangka, Saatnya Berburu Sunset

Bentangan perkebunan kelapa sawit, rerumputan hijau, pepohonan rindang, dan hembusan angin besar terasa di sepanjang jalan.

Salah satu obyek wisata di desa ini adalah Sungai Upang. Terletak 7 kilometer dari jalur utama Desa Tanah Bawah, sungai tersebut masih terlihat asri dan bersih.

Kompas.com sempat berkunjung pada Maret 2020 lalu ke kawasan Sungai Upang. Seperti apakah keindahan yang ditawarkan oleh sungai yang melewati Desa Nibung hingga Desa Saing ini?

Dengan menggunakan mobil, Kompas.com meluncur dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang menuju Desa Tanah Bawah yang terletak di Kecamatan Puding Besar, Jumat (6/3/2020).

Jarak tempuh kurang lebih 54 kilometer dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit. Di sepanjang jalan tersebut, pemandangan yang ditawarkan terbilang indah dan menyegarkan.

Meski jalur yang ditempuh cukup sempit dan berkelok, namun rasa khawatir langsung hilang sesaat melihat pemandangan alam yang ditawarkan Pulau Bangka.

Terdapat setidaknya dua balong yang dijadikan sebagai tempat pemandian umum yang terletak tepat di sisi kanan jalan yang ramai digunakan masyarakat setempat.

Beberapa warga lokal terlihat memanfaatkan kedua balong tersebut sebagai tempat mencuci baju, berendam, hingga untuk bermain air.

Memasuki daerah Desa Tanah Bawah, terlihat deretan hutan bambu dan perkebunan kelapa sawit di sisi kanan dan kiri jalanan.

Satu patokan yang menunjukkan bahwa sudah hampir sampai di obyek wisata Sungai Upang adalah Masjid Al-Falaah di sisi kanan Jalan Desa Saing. Kamu hanya perlu terus berjalan di sisi kiri hinga menemukan petunjuk menuju Sungai Upang.

Sesampai di area obyek wisata Sungai Upang, terlihat di sepanjang sungai tersebut terdapat pasir putih yang membentang luas.

Kami pun penasaran ingin mencoba rasanya mengarungi Sungai Upang yang menawarkan panorama cantik yang kerap digandrungi warga lokal untuk berburu matahari terbenam.

Harga penyewaan kapal untuk satu orang adalah Rp 10.000. Dengan harga demikian, kami tidak ambil pusing dan langsung duduk di kapal motor berwarna biru cerah.

Sebelum menaiki kapal, ada baiknya kamu menjaga keseimbangan agar tidak jatuh tersungkur seperti saat kami coba menaikinya. Selain itu, barang elektronik disimpan saja terlebih dahulu agar kamu fokus menuruni tangga dermaga.

Dengan ditemani seorang operator kapal motor, kami pun bergegas menyusuri Sungai Upang yang membentang sepanjang 10 kilometer di wilayah Desa Tanah Bawah.

Sisi kanan dan kiri sungai dihiasi oleh rerumputan tinggi yang masih hijau dan asri. Kami juga melihat sebuah pulau kecil bernama “Pulau Anggrek” yang dihiasi oleh susunan kayu membentuk sebuah segitiga besar.

Pulau dengan jalur apung tersebut ditujukan sebagai pusat konservasi tanaman anggrek dan kayu perupuk. Sayangnya, kami tidak bisa menuju ke sana karena akses sedikit tertutup oleh beberapa rontokkan daun dan tumbuhan pinggir sungai.

Kendati sisi kanan dan kiri penuh dengan semak belukar, namun terdapat beberapa area yang kosong dan hanya dihiasi rerumputan hijau. Di sana, kami secara leluasa bisa melihat langit biru Kecamatan Puding Besar yang dihiasi awan raksasa.

Sungai juga tidak berkelok secara lurus saja melainkan terdapat beberapa pilihan jalur yang bisa disusuri. Jalur tersebut dipisah dengan beberapa tanah menjulang kecil yang dipenuhi rerumputan tinggi.

Rasa lelah yang kami rasakan karena menempuh perjalanan yang cukup jauh langsung terobati dengan indahnya pemandangan sungai Upang. Panorama yang ditawarkan pun tak luput dari jepretan kamera gawai.

Meskipun sungai membetang sepanjang 10 kilometer, akan tetapi yang bisa disusuri hanyalah 3 kilometer.

Kamu tidak perlu khawatir sebab pengalaman menyusuri sungai sembari menikmati keindahan alam Pulau Bangka tetap akan mengesankan.

Sungai Upang berlokasi di Desa Tanah Bawah, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Namun ada baiknya kamu menggunakan mobil atau motor karena jalur memasuki area sungai Upang hanya muat untuk dua mobil berpapasan saja. Selain itu, beberapa belokan juga cukup curam dengan jalan menyempitnya.

Untuk saat ini, pengelola obyek wisata konservasi Sungai Upang tidak mengenakan biaya apapun untuk parkir dan tiket masuk. Hanya saja, pengunjung diharap membayar seikhlasnya sebagai biaya menjaga kebersihan ekosistem sungai Upang.

Pada masa pandemi seperti saat ini, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.

https://travel.kompas.com/read/2020/07/16/183200227/mengarungi-sungai-upang-di-bangka-saatnya-berburu-sunset

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke