Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembukaan Destinasi Wisata adalah Survival Economy

KOMPAS.com – Regional Director of Asia Pacific International Congress and Convention Association (ICCA) Noor Ahmad Hamid mengatakan bahwa pembukaan kembali destinasi wisata adalah bagian dari Survival Economy.

“Beberapa bulan pertama selama pandemi Covid-19, kita tidak yakin berapa lama ini akan terjadi, lalu sekarang November. Ini terlalu lama, kita harus bertahan. Makanya setiap destinasi wisata dibuka kembali,” katanya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Hamid dalam webinar Global Tourism Forum bertajuk “Recovery and Beyond Summit 2020”, Jumat (27/11/2020).

Dia melanjutkan, negara-negara di dunia telah melakukan dua tahap dalam perekonomian selama pandemi Covid-19 berlangsung. Pertama adalah Copy Economy.

“Apa yang dilakukan adalah Copy Economy. Daerah kami meniru apa yang negara lain lakukan karena kami belum yakin dengan apa yang terjadi,” jelas Hamid.

Saat suatu negara sudah paham dengan apa yang terjadi, dalam hal ini Covid-19 yang mulai merebak ke banyak negara dan memberi dampak terhadap ekonomi, suatu negara mulai berpindah ke tahap kedua atau Survival Economy.

Melalui tahap tersebut, Hamid menuturkan bahwa sejumlah destinasi wisata di dunia mulai dibuka kembali untuk menggerakkan perekonomian masing-masing.

Kendati demikian, hal tersebut masih belum termasuk dalam pemulihan ekonomi karena menurut dia kerangka waktu tahap pemulihan masih belum diketahui.

“United Nations World Travel Organization (UNWTO) memperkirakan bahwa perjalanan akan diizinkan kembali pada akhir 2021,” ungkap Hamid.

Ia melanjutkan, tingkat kepercayaan diri masyarakat untuk bepergian baru akan dimulai kembali dua tahun kemudian.

"Bayangkan apa yang akan terjadi jika Anda di bisnis perjalanan, Anda harus sasar bisnis domestik dulu,” sambung Hamid.

Kondisi industri pariwisata global

Saat ini, Hamid mengatakan bahwa kondisi industri pariwisata global terlihat tidak terlalu baik lantaran banyak pembatalan yang terjadi.

Mulai dari penerbangan yang terjadi tidak sebanyak sebelum pandemi Covid-19, sejumlah perusahaan tutup, hingga hotel-hotel yang tidak memiliki pendapatan sama sekali.

Selain itu, pertemuan-pertemuan asosiasi internasional di Asia—sektor kecil dalam industri pariwisata—kehilangan lebih dari 7 miliar dollar AS selama 2020.

“Lebih dari 14.000 pertemuan asosiasi internasional yang biasanya dilakukan dari satu destinasi ke destinasi lain, termasuk Indonesia, telah ditunda, dimajukan pelaksanaannya, dibatalkan, dan dilakukan secara virtual,” sambung Hamid.

Meski begitu, dia tetap positif lantaran banyak dari pertemuan tersebut ditunda. Artinya, saat situasi sudah normal dan perjalanan diizinkan kembali, pertemuan tetap akan dilaksanakan di masa depan.

https://travel.kompas.com/read/2020/11/29/192310227/pembukaan-destinasi-wisata-adalah-survival-economy

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke