Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teru Teru Bozu, Boneka dari Jepang yang Digantung untuk Usir Hujan

KOMPAS.com – Pawang hujan menjadi pembicaraan setelah kemunculan Rara Istiani Wulandari di perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP Mandalika 2022, Minggu (20/03/2022).

Diketahui ritual memanggil atau mengusir hujan tak hanya dipercaya di Indonesia. Beberapa negara lain juga menerapkan hal serupa, misalnya Jepang.

  • Pawang Hujan Sirkuit Mandalika Dipuji Media Asing dan Akun Resmi MotoGP
  • 6 Fakta Menarik Pawang Hujan MotoGP Indonesia, Sesaji Bisa Dimakan

Namun, jika di Indonesia ritual tersebut dilakukan oleh seorang pawang hujan, Jepang memiliki ritual menggantung Teru Teru Bozu, boneka yang dipercaya bisa menangkal atau mendatangkan hujan, seperti dikutip dari Soranews24.com, Minggu.

Di Negeri Sakura, Teru Teru Bozu sudah diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini bahwa boneka itu punya kekuatan yang luar biasa.

Teru Teru bozu sendiri berarti "kepala botak (biksu) yang berkilau" jika diterjemahkan.

Boneka tersebut merepresentasikan kepala botak biksu. Ketika dibuat pada saat cuaca cerah, kepala boneka tersebut akan berkilau, merepresentasikan harapan akan cuaca yang cerah tanpa hujan.

Teru Teru Bozu adalah sebuah boneka yang dibuat dari dua lembar kain atau tisu berwarna putih yang diikat dan membentuk sosok seperti hantu, namun boneka itu merepresentasikan kepala botak biksu yang berkilau.

Tradisi membuat boneka ini sudah sangat terkenal di Jepang dan kerap kali dilakukan saat ada acara olahraga, upacara, serta perayaan khusus agar cuaca tetap cerah. 

Meski penggunaan Teru Teru Bozu berjalan lancar dan baik di Jepang, kebanyakan orang sudah menaruh curiga bahwa asal usulnya tak begitu indah, bahkan cenderung tragis. 

  • Mbak Rara, Sang Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Ternyata Sering Mengawal Acara Kenegaraan
  • Pawang Hujan di Gelaran MotoGP, Sosok di Balik Cuaca “Adem” Mandalika

Secara tradisional, jika setelah membuat Teru Teru Bozu cuaca menjadi benar-benar menjadi cerah, boneka itu akan dihadiahi dengan gambar mata dan disiram dengan sake suci, kemudian dihanyutkan ke sungai.

Ketika Teru Teru Bozu dibuat dan digantung di bawah atap rumah ada lagu pengiring yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak sebagai harapan cuaca cerah di esok hari.

Lirik dari lagu yang dibuat pada 1921 tersebut sebetulnya memberi petunjuk asal mula Teru Teru Bozu.

Berikut lirik lagu Teru Teru Bozu yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

Teru-teru-bozu, teru bozu/ Jadikan besok hari yang cerah/ Seperti langit dalam mimpi kapan-kapan/ Jika cerah aku akan memberimu lonceng emas.

Teru-teru-bozu, teru bozu/ Buatlah besok menjadi hari yang cerah/ Jika Anda membuat keinginan saya menjadi kenyataan/ Kami akan minum banyak sake beras manis. 

Teru-teru-bozu, teru bozu/ Jadikan besok hari yang cerah/ Tapi jika awan menangis/ Maka aku akan memenggal kepalamu.

Meski sudah ada petunjuk soal asal usul Teru Teru Bozu di lirik tersebut, tetap saja sejarahnya masih samar dan belum jelas.

Beberapa orang mengatakan lirik menjelang akhir lagu populer mengacu pada "Good Weather Monk" yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantranya.  

Namun, setelah menjanjikan cuaca yang cerah kepada penguasa feodal, sinar matahari tidak kunjung muncul seperti yang dijanjikan, akhirnya kepala biksu tersebut dipenggal sebagai hukuman. 

Lalu, kepala biksu tersebut dibungkus kain dan digantung di luar untuk menghentikan hujan serta membuat matahari bersinar. 

  • 5 Urban Legend Jepang Paling Terkenal dengan Kisahnya yang Mengerikan
  • Fukubukuro, Tas Belanja Keberuntungan di Jepang yang Ada Setiap Tahun Baru

Terdapat sebuah teori yang cukup mengerikan bahwa Teru Teru Bozu mewakili roh yokai dari pegunungan yang disebut Hiyoribo. 

Hiyoribo diketahui bisa membawa cuaca cerah, tapi sayangnya tak bisa dilihat ketika hari hujan. 

Sementara itu, menurut Asosiasi Cuaca Jepang yang menjalankan aplikasi cuaca Tenki.jp, tradisi Teru Teru Bozu telah menyebar ke seluruh Jepang dari China selama Periode Heian (794-1185 masehi).

Jika ditelusuri kembali kebiasaan melakukan ritual itu bukan datang dari seorang biksu, tetapi gadis pembawa sapu. 

Menurut cerita, pada saat hujan deras tanpa henti, ada sebuah suara dari langit yang mengingatkan orang-orang bahwa kota mereka akan tenggelam jika seorang gadis muda yang cantik tidak muncul. 

Akhirnya, demi menyelamatkan kota dari banjir, seorang gadis pun dikorbankan dan dikirim ke luar dengan sapu. 

Secara simbolis, diartikan gadis tersebut dikirim ke surga di mana dia akan menyapu awan dari langit agar hujan tak turun. 

  • Joya No Kane, Tradisi Tahun Baru Bunyikan Lonceng 108 Kali di Jepang
  • 6 Fakta Gunung Fuji, Ikon Jepang yang Ternyata Pernah Meletus

Untuk mengingat gadis pemberani yang membawa cuaca cerah, para wanita muda akan menciptakan kembali sosoknya dalam potongan kertas, sebuah keterampilan yang dulu pernah dikuasai oleh gadis pembawa sapu. 

Hasil keterampilan tersebut, kemudian digantung di luar untuk mendatangkan sinar matahari di saat hujan.

Kisah itu semua dikenal dengan nama So-Chin-Nyan atau Souseijou yang bisa diartikan sebagai "gadis cuaca cerah yang menyapu.”

Pada akhirnya konsep boneka kertas secara bertahap mengambil wajah yang berbeda di Jepang, kemudian berkembang menjadi apa yang kita tahu sekarang, yakni Teru Teru Bozu. 

Teori ini pun disetujui oleh sejumlah sejarawan rakyat Jepang, Teru Teru Bozu hingga kini sangat mudah ditemui di luar jendela atau di atap rumah-rumah warga seluruh Jepang saat mereka ingin esok hari cuacanya cerah.

https://travel.kompas.com/read/2022/03/21/082730227/teru-teru-bozu-boneka-dari-jepang-yang-digantung-untuk-usir-hujan

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke