BORONG, KOMPAS.com - Suara Air Terjun Cunca Rede dari kejauhan seolah menyapa wisatawan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Air Terjun Cunca Rede merupakan salah satu dari ratusan air terjun di kawasan TWA Ruteng. Kata "cunca" artinya air jatuh atau air terjun, sedangkan "rede" artinya tangga yang terbuat dari bambu, sehingga Cunca Rede berarti air terjun bertangga di tengah hutan.
"Wisatawan bisa mandi dan berfoto bersama di bawah kolam air terjun tersebut. kami Resort Ranamese selalu siap bersama masyarakat untuk menjaga bersama kawasan Taman Wisata Alam Ruteng," jelas Kepala Resort Ranamese, Paulus Sambut, saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2022) sore.
Menurutnya, wisatawan yang ingin mengunjungi air terjun ini bisa diawali dengan naik kendaraan roda dua atau roda empat. Bila dari arah Kota Ruteng, misalnya, mereka dianjurkan menuju ke bagian timur di Jalan Trans Flores kemudian belok kanan di Kampung Paka Manggarai Timur.
Perjalanan pun berakhir di Kampung Ntaur dengan waktu tempuh kira-kira 1,5 jam. Kendati demikian, mereka wajib berhati-hati karena beberapa sisi jalanan beraspal sudah rusak.
Selanjutnya, wisatawan bisa berjalan kaki mengikuti pinggir Kali Wae Musur menuju Air Terjun Cunca Rede selama sekitar 15 menit. Selama perjalanan, mereka harus waspada dengan keberadaan lintah si hewan pengisap darah.
Namun, rasa lelah akan sepadan dengan panorama air terjun setinggi 43 meter ini.
TWA Ruteng merupakan kawasan konservasi yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur.
Pambut menjelaskan, TWA Ruteng sebagai penyangga sumber daya alam dan sumber air minum bagi masyarakat, area pertanian, dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.
Kawasan ini juga menjadi habitat flora dan fauna yang unik, sekaligus menjadi tempat pengamatan dan penelitian burung-burung endemik Flores, NTT.
"Kami berharap, kita sama-sama menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan flora dan fauna dan sumber mata air, bagi keberlangsungan dan keberlanjutan air minum dan aliran air untuk area persawahan," ajaknya.
https://travel.kompas.com/read/2022/09/20/060700627/wisata-ke-air-terjun-cunca-rede-setinggi-43-meter-di-twa-ruteng-ntt