Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Telok Abang, Tradisi Asal Palembang yang Hanya Ada Saat 17 Agustus

KOMPAS.com - Jika merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI di Palembang, kamu akan menjumpai tradisi unik yang bernama telok abang. Menariknya, tradisi turun temurun itu, hanya ditemukan menjelang 17 Agustus.

Pada pinggiran jalan, para pedagang ramai-ramai menjual telok abang. Sementara, masyarakat Palembang, khususnya anak-anak tak ketinggalan berburu telok abang tersebut.

  • Itinerary Seharian di Palembang, Eksplorasi Kawasan Jembatan Ampera
  • Rumitnya Pembuatan Kain Songket Palembang, Selembar Bisa 3 Bulan

Lantas, apa itu telok abang? Simak ulasannya berikut ini.

Telok Abang adalah telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah, kemudian ditancapkan pada mainan anak-anak, seperti perahu, pesawat terbang, dan mobil-mobilan. Mainan tersebut terbuat dari kayu atau gabus.

Penjelasan pengertian telok abang tersebut seperti disampaikan Syarifuddin (2022) dalam Jurnal berjudul Eksistensi Telok Abang Sebagai Tradisi Agustusan di Kota Palembang.

Telok abang berasal dari bahasa Palembang, telok berarti telur sedangkan abang bermakna merah. Jadi, telok abang berarti telur yang berwarna merah, sesuai dengan bentuk kuliner tersebut.

Tradisi telok abang hanya muncul di Palembang setahun sekali, yakni bersamaan dengan perayaan HUT kemerdekaan RI. Para pedagang telok abang biasanya berjajar di Jalan Merdeka, Kota Palembang.

  • Naik LRT Sumsel Gratis pada 17 Juni 2023, Rayakan HUT Palembang
  • Rumitnya Pembuatan Kain Songket Palembang, Selembar Bisa 3 Bulan

Mereka mulai menjajakan telok abang beberapa pekan menjelang 17 Agustus di pinggiran Jalan Merdeka Kota Palembang. Harga telok abang bervariasi antara Rp 25.000 hingga Rp 60.000 per buah, bergantung dari jenis dan ukuran mainan.

Meskipun banyak permainan anak modern, namun eksistensi telok abang tidak lekang waktu. Telok abang masih diminati anak-anak Palembang dan wilayah di sekitarnya, seperti dikutip dari Antara.

Pada umumnya, para pedagang telok abang merupakan penjual keluarga yang turun temurun mewariskan pembuatan telok abang tersebut.

Makna telok abang

Makna dari telok abang sama halnya dengan bendera Sang Saka Merah Putih. Warna merah pada telur melambangkan keberanian, sedangkan isi telur yang berwarna putih bermakna suci.

Syarifuddin (2022) dalam Jurnal berjudul Eksistensi Telok Abang Sebagai Tradisi Agustusan di Kota Palembang, menuturkan, telur berwarna merah merupakan simbol melawan penjajah Belanda.

Warna merah menunjukkan perlawanan dan keberanian masyarakat Indonesia dalam melawan penjajah. Sedangkan, telur adalah lambang kehidupan.

Sementara, telur merah dilengkapi dengan kapal bertujuan agar masyarakat Palembang senantiasa ingat bahwa dulunya Palembang adalah kerajaan maritim yang sangat besar.

  • 3 Tips Berkunjung ke Warung Apung Palembang, Hindari Akhir Pekan
  • Mengintip Pembuatan Pempek Palembang di Kampung Tanggo Rajo

Sejarah telok abang

Sebelum digunakan untuk memperingati HUT RI, tradisi telok abang sudah muncul sejak penjajahan Belanda, seperti dikutip dari Tribun Travel. Pada masa itu, telok abang digunakan untuk memperingati ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina II

Dahulu, ada perlombaan kreasi telur merah dan perahu hias. Awalnya telok abang menggunakan telur itik, namun kini berganti dengan telur ayam.

Selain telok abang, masyarakat Palembang memiliki olahan telur lainnya, yang dibuat khusus untuk perayaan 17 Agustus, yakni telok ukan dan telok pindang.

Telok ukan adalah kuliner yang cukup unik, karena dibuat dari cangkang telur bebek. Namun, isinya adalah kue dengan cita rasa gurih dan asin.

Sedangkan, telok pindang merupakan olehan telur rebus dengan bumbu pindang. Bumbu tersebut kaya akan rempah, antara lain  daun jambu biji, daun salam, bawang, dan garam.

https://travel.kompas.com/read/2023/07/27/194000027/telok-abang-tradisi-asal-palembang-yang-hanya-ada-saat-17-agustus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke