Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (55): Tentara Kerajaan

Kompas.com - 17/10/2008, 08:40 WIB

Hutan ini sangat ajaib. Di tengah hutan rimbun, ada sepotong jalan beraspal mulus. Ujung dan pangkal semuanya di hutan. Bukan hanya sepotong sebenarnya, tetapi ada beberapa. Entah ini jalan dari mana menuju ke mana, saya tak yakin lintasan Annapurna yang mendaki begitu curam dan terjal bisa dilintasi kendaraan bermotor. Ataukah memang akan terjadi, sehingga di tahun-tahun mendatang, generasi penerus trekker tak perlu lagi bersusah payah berjalan kaki, cukup dengan menumpang mobil dari Pokhara sepanjang lintasan?

          “Itulah dilema negara miskin,” kata Jörg, “Di satu sisi, mereka butuh pembangunan, untuk mensejahterakan rakyatnya. Di sisi lain, begitu negara mereka sudah mulai modern, turis-turis yang hanya mencari tempat ‘eksotik’ akan serta-merta meninggalkannya. Turisme ke negara-negara seperti ini mengundang rombongan turis yang menggemari menonton ‘kemiskinan’, ‘keterbelakangan’, ‘kehidupan tradisional’, eksotisme masa lalu yang sudah lenyap di negara mereka sendiri.”

Rob sudah mulai tidak kerasan dengan rombongan kami yang merayap, penuh diskusi dan penikmatan pemandangan. Ditambah lagi saya yang butuh waktu begitu lama untuk turun bukit, setapak demi setapak supaya tidak terkilir. Rob sudah jalan jauh di depan, tetapi ia masih menunggu kami bertiga.

Gerbang Dusun Chame dijaga ketat oleh sekelompok tentara. Security Check Point, demikian tertulis di dekat pintu gerbang. Para turis diminta mengisi buku tamu, untuk mengontrol siapa saja yang sampai ke sini.

           “Jangan khawatir,” kata seorang tentara muda berbaju hijau loreng-loreng, “Di sini Maois tidak akan berani menjarah. Di sini aman. Kami adalah tentara kerajaan.”

Usianya masih muda, masih belasan tahun, tetapi sudah pegang bedil. Kawannya pakai seragam loreng juga, tetapi warna biru. Bedilnya pun berbeda jenis.

          “Ada tiga macam pasukan kemanan di sini,” kata bocah tentara itu, “tentara, polisi, dan polisi-tentara.”

Melihat bocah belasan tahun begini sudah pegang bedil dan mengklaim sebagai penjaga keamanan yang tangguh, cukup menimbulkan tanda tanya juga. Selain selalu tersenyum dan bersenda gurau, mereka juga masih senang bermain-main dengan para turis, minta dipotret dalam berbagai pose dengan bedil mereka. Kalau Maois benar-benar menyerang, apakah mereka sanggup menghadapi?

Setelah mengisi buku tamu, kami berencana beristirahat di dusun ini saja, dan baru melanjutkan perjalanan esok pagi. Tetapi kecepatan berjalan kami yang hanya merayap benar-benar sudah tak bisa lagi ditolerir oleh Rob yang mengejar target. Ia memutuskan untuk terus berjalan ke desa berikutnya.

           “Istirahatlah,” kata Oi Lye membujuk, “Bukankah desa ini indah sekali?”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com