Suatu hari saya dibisiki rahasianya, yang tak diceritakannya pada orang Pakistan mana pun.
“Jangan bilang siapa-siapa, saya ini sebenarnya adalah penganut Ismaili. Mungkin orang sini tak begitu suka dengan Ismaili, tetapi di mata saya Sunni, Syiah, atau Ismaili itu tak penting. Yang penting semuanya adalah Muslim.”
Kebetulan sekali. Pengakuan itu membuat saya ingin mengajaknya ikut serta ke Hunza, lembah di pegunungan Karakoram, tempat berdiamnya kaum Ismaili Pakistan. Al pasti akan menemukan lagi lembar demi lembar jati diri yang selama ini ia cari. Saya pun perlu ke sana, untuk menyembuhkan warna kuning di bola mata saya dengan sejuknya alam pegunungan bersalju.
Semula ia ragu.
“Susah tidak perjalanannya? Berat? Di sana nyaman?” Saya meyakinkannya tentang pengalaman Pakistan yang tak ada duanya, dan akan membantunya menemukan jatidirinya sebagai kaum Ismaili.
Saya berhasil membawa seorang pria dari kelas eksekutif Inggris naik bus antar kota Pakistan yang penuh sesak, menuju gunung-gunung di utara, demi pencarian identitas.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!