Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (136): Hancur Lebur

Kompas.com - 10/02/2009, 08:08 WIB

Ribuan orang ini bergerak perlahan-lahan menuju Mall Road, jalan utama kota Lahore. Pot bunga sepanjang jalan sudah hancur. Apa salah pot-pot dan bunga-bunga malang ini? Di kejauhan, api besar membara mewarnai angkasa. Langit biru Lahore dicorat-coret hitamnya asap.

Kota Lahore terbakar. Gerai McDonald's sudah ludes. Bangku dan meja diarak keluar. Mesin kasir dirusak. Sobekan-sobekan kertas beterbangan, diterpa angin, bak hujan gerimis berjatuhan ke arah lautan manusia. Kentucky Fried Chicken, National Bank Pakistan, Askari Bank, Pizza Hut, showroom Suzuki mengalami nasib serupa.

Saya masih sempat menyaksikan rumah makan Shezan membara. Ini restoran langganan saya, kepunyaan orang Pakistan dan sama sekali tidak terkait-mengait dengan kartun Denmark. Kenapa harus jadi korban? Juga puluhan mobil dan sepeda motor yang diparkir di pinggir jalan. Ludes, menjelma menjadi rongsokan besi gosong.

“Semua sudah gila,” kata Qutbi lirih. Saya mengangguk. Tak terasa air mata menetes di pipi. Bagaimana mungkin kota Lahore yang saya cintai, dalam sekejap menjadi puing-puing dilalap api kemarahan?

Yih bahut accha hai! Ini bagus sekali!” kata seorang pemuda tertawa bangga, setelah membakar mobil-mobil yang diparkir di dekat Bank Askari. “Amerika memang harus dijatuhkan!” Saya tak tahu apa hubungannya menjatuhkan Amerika dengan cara membakar mobil di Pakistan. Qutbi segera menyeret saya pergi, supaya saya tidak sampai berdebat dengan kerumunan orang marah ini.

Ada juga yang memancing di keruhnya air kubangan ini. Belasan pemuda menyeruak masuk ke gedung-gedung mewah sepanjang Mall Road, menjarah apa saja yang bisa diambil. Laptop, televisi, mesin cuci. Semua diboyong keluar. Yang terlalu berat langsung dibakar. Tumpukan monitor dan komputer menyemburkan api di jalanan yang padat oleh para demonstran.

Lahore, salah satu kota paling modern di Pakistan, kini dibanjiri orang-orang berserban. Dari mana datangnya mereka? Di hari-hari biasa, saya hampir tak pernah melihat mode pakaian seperti ini di Lahore. Tetapi sekarang, mereka ribuan jumlahnya. “Mereka bukan orang sini,” bisik Qutbi.

Di manakah polisi? Setelah kantor Citibank ludes, rombongan polisi bertongkat kayu baru datang. Para perusuh yang diperintahkan bubar, malah bangkit kemarahannya. Mereka melempar batu ke arah polisi. Polisi menyemprotkan gas air mata. Saya berada di tengah-tengah.

Saya bersembunyi menghindari batu yang beterbangan. Tetapi mata saya perih. Baru pertama kali saya merasakan semprotan gas. Qutbi sudah tidak sabar lagi, menyeret saya ke pinggiran. Saya hanya melihat darah membilas trotoar.

Suara tembakan terdengar. Perusuh mulai reda. Semua orang diperintahkan duduk. Seorang mullah pemimpin Jama’at-e-Islami menenangkan massa, meminta mereka pulang. Kemarahan tak bisa diredam dengan tembakan dan gas air mata. Hanya omongan sang mullah yang manjur untuk membuyarkan kerumunan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com