Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim 7 Summits Mahitala Terbang ke Antartika

Kompas.com - 05/12/2010, 22:40 WIB

PUNTA ARENAS, KOMPAS.com - Tim Indonesia Seven Summits Mahitala Unpar, Sabtu (4/11)  pukul 05.00 waktu setempat atau 15.00 WIB terbang menuju Antartika dari Punta Arenas, kota kecil di ujung selatan Cile. Anggota tim, Budi Hartono Purnomo (51)  melaporkan, tim sudah dua hari tertahan di Punta Arenas menanti cuaca membaik agar  pesawat Ilyusin 76 dari Antarctic Logistic Expedition (ALE) bisa terbang ke Antartika.

Menurut Budi, setelah terbang dari Punta Arenas , jalur komunikasi melalui internet terputus. Komunikasi dengan telepon satelit sangat terbatas dan hanya untuk keadaan darurat dalam pendakian ke Gunung Vinson Massif (4.879m). Pendakian ini merupakan bagian dari rangkaian pendakian tujuh puncak tertinggi di tujuh benua Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar yang didukung penuh PT Mudking Asia Pasifik Raya dan Universitas Katolik Parahyangan.

Pesawat milik ALE itu akan mengangkut 48 orang pendaki dan pemain ski yang akan menjelajah wilayah Kutub Selatan. Budi dan empat anggota tim lainnya, yaitu Sofyan Arief Fesa (27), Janatan Ginting (21), Broery Andrew (21), dan Xaverius Frans  (21) akan mendarat di Union Glacier-Patriot Hills.

Selanjutnya mereka memindahkan barang  ke pesawat Twin Otter yang akan terbang selama satu jam 15 menit menuju base camp Vinson di kaki Branscomp Glacier. Dari sanalah perjalanan menuju puncak dimulai dan diperkirakan memakan waktu 15 hari.

Hiroyuki Kuraoka, pemandu gunung dari Alpen Ascent International (AAI) yang mendampingi tim mengatakan, mendaki gunung Vinson tidak terlalu mengandalkan keterampilan teknis tingkat tinggi. Dengan pengalaman di sejumlah gunung bersalju yang sudah dijalani, ia yakin tim akan berhasil.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah serangan dingin yang amat sangat di kutub selatan. Angin yang bertiup kencang tiba-tiba bisa menurunkan suhu hingga minus 40 derajat Celcius. Pada suhu tersebut, darah bisa membeku dan menghambat peredaran oksigen ke seluruh organ tubuh, terutama otak dan jantung. Jika didiamkan atau tidak dikenali, kondisi itu sangat membahayakan. Hipoksia atau kekurangan oksigen dalam darah menjadi gejala awal penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang menjadi faktor pembunuh terbesar di daerah beriklim dingin yang ekstrem. Tim harus bisa menjaga suhu tubuh semaksimal mungkin lewat penggunaan peralatan yang memadai serta pergerakan yang efektif dan efisien. Tim sampai harus membungkus termos-termos air panas dengan guntingan matras untuk menjaga isinya tidak membeku.

Hiro juga sempat mengingatkan agar anggota tim yang masih muda tidak terjebak semangat dan bergerak terlalu cepat. ”Sebaiknya menggunakan ritme berjalan yang pelan dan konstan. Nafas jangan sampai tersengal. Pada umumnya anak muda yang kuat akan berjalan cepat, bahkan terlalu cepat hingga nafasnya pun semakin tersengal dan ditambah udara yang tipis cukup untuk membuatnya terkena Acute Mountain Sickness (AMS),” tuturnya.

Hal lainnya yaitu kurangnya pengalaman tim dalam perjalan melintasi gletser  besar. Indonesia hanya memiliki gletser di Papua, yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di Vinson Massif.

Tim juga tidak punya pengalaman jatuh ke crevasse (rekahan di medan salju) ataupun merasakan terkena radang dingin. Jadi diasumsikan mungkin saja tim tidak menyadari betapa berbahayanya hal tersebut. Selain itu, Antartika adalah benua yang terisolasi, tidak ada penduduk maupun permukiman di sana. Penerbangan ke Antartika pun sangat tergantung cuaca. Karena itu tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan, baik selama persiapan maupun dalam pendakian nanti. (MAX-Warta Kota)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com