Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Hati "Menjual" Masa Lalu

Kompas.com - 17/12/2010, 09:06 WIB

Oleh: Antony Lee

MUSEUM Kereta Api Ambarawa di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memiliki koleksi unik dengan latar belakang yang luar biasa. Sayang, benda-benda kuno itu masih teronggok sebagai barang tua yang bisu tanpa kisah.

Pengelola museum terlalu mengandalkan lokomotif uap bergerigi sebagai daya tarik utama, yakni B 2502 dan B 2503. Kedua lokomotif tersebut buatan Esslingen, Jerman, tahun 1902. Loko itu bisa dicarter seharga Rp 5,25 juta untuk mengangkut penumpang hingga 80 orang melintasi rute pegunungan di Ambarawa-Bedono sepanjang 20 kilometer.

Loko tua itu masih manjur menarik pengunjung. Hingga November 2010, pengunjung Museum KA Ambarawa mencapai 56.279 orang, melampaui tahun 2009 sebanyak 48.231 turis lokal maupun luar negeri. Penghasilan museum tahun 2009 mencapai Rp 1,4 miliar, sebagian besar dari perjalanan loko tua dan penjualan tiket. Tahun 2010 target penghasilan ditambah menjadi Rp 1,99 miliar.

Akhirnya, jumlah perjalanan lokomotif tua itu pun ditargetkan rata-rata 19 perjalanan per bulan, naik satu perjalanan per bulan dibanding tahun 2009. Namun, berapa lama lokomotif itu kuat menjadi ”gula” bagi ”semut-semut” yang menyukai romantisisme masa lalu?

”Masih bisa beberapa puluh tahun lalu, tapi kalau terlalu dipaksa sering berjalan ketel uapnya bisa menipis,” tutur Kepala Subdepo Traksi Ambarawa Pudjijono di Ambarawa, Jumat (10/12/2010).

Bagi Pudjijono yang sehari-hari menjadi perawat, dokter, sekaligus sesekali masinis loko tua itu, perjalanan maksimal 10-12 kali bagi dua loko tua itu cukup ideal. Artinya, masing-masing bisa beroperasi 5-6 kali sebulan. Realitasnya, perjalanan loko uap per bulan bisa mencapai 25 kali saat musim liburan.

Padahal, jika ketel uap loko itu rusak, artinya dua loko itu harus benar-benar masuk museum. Tidak ada ketel uap cadangan beredar karena pabrik pembuatnya sudah lama tutup. Bahkan, untuk onderdil pengganti, Pudjijono dan timnya di Subdepo Traksi Ambarawa sudah harus putar otak tambal sulam atau berkreasi membuat sendiri dari bahan yang ada.

Jika dua loko itu pensiun, bukan tidak mungkin Museum KA Ambarawa bakal kehilangan rohnya. Lalu, siapa yang bisa menjamin pengunjung museum itu tidak bakal berkurang dan perlahan ditinggalkan pengunjung.

Padahal, potensi Museum KA itu tidak melulu lokomotif tua bergerigi. Di museum itu terdapat 22 lokomotif tua produksi tahun 1902 hingga 1928 dari pabrik-pabrik kereta api di Belanda maupun Jerman, seperti Chemnitz, Esslingen, Wienterthur, atau Egestroof Linden. Selain beraneka ragam dari sisi pabrikan, bentuk dan dimensi lokomotif itu juga beragam, mulai dari yang bergandar (roda penggerak) dua, tiga, empat sampai enam.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

    JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

    Travel Update
    8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

    8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

    Jalan Jalan
    Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

    Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

    Travel Update
    5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

    5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

    Jalan Jalan
    6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

    6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

    Hotel Story
    5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

    5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

    Travel Tips
    3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

    3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

    Travel Update
    Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

    Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

    Jalan Jalan
    The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

    The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

    Travel Update
    Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

    Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

    Jalan Jalan
    Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

    Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

    Travel Update
    Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

    Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

    Travel Update
    Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

    Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

    Travel Update
    Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

    Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

    Travel Update
    Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

    Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com