Di antara koleksi herbarium dan simplisia itu kita bisa menjumpai si Tabat barito (Ficus deltoidea jack) yang termasuk tanaman langka dari hutan hujan tropis di Pulau Kalimantan. Tanaman dengan buah cantik berwarna kuning ini dipercaya berkhasiat untuk meningkatkan gairah perempuan. Aih....
Ada pula pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang kini menjadi tenar di dunia internasional sebagai viagra hutan. Negara tetangga Malaysia gencar memopulerkan pasak bumi ini dengan nama keren ”tongkat ali” yang justru lebih terkenal dibanding pasak bumi.
Selain menyajikan kekayaan tumbuhan herbal Nusantara, museum ini juga menyimpan koleksi alat tradisional pembuat jamu hingga naskah kuno yang berisi tentang ramuan obat tradisional. Foto-foto kuno perempuan Bali dan Jawa yang sedang meramu jamu menghiasi salah satu dinding ruang jamu.
Di halaman belakang museum, pengunjung masih bisa melihat kebun sejuk segar. Di sana ada budidaya Echinacea purpurea yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dengan bunganya yang cantik ungu. Tanaman terlarang seperti ganja (Cannabis sativa) yang berdaun menjari hingga khat (Chata edulis) sengaja ditanam dengan penjagaan ketat berupa kurungan besi berduri yang selalu dalam kondisi tergembok.
Kelengkapan koleksi tanaman obat di Tawangmangu didukung oleh sejarah panjang kebun koleksi yang awalnya bernama Hortus Medicus pada saat berdiri tahun 1948. Nama Hortus Medicus diciptakan untuk kebun koleksi tanaman obat oleh Romo Santoso dan pernah dikunjungi oleh Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Mulai dari si cantik yang baik hati Angelica hingga si garang Chata edulis yang bisa diolah menjadi narkotika, semuanya ada di balik pekat dan dinginnya kabut Tawangmangu untuk Indonesia yang bagas, waras. (WKM/XAR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.