Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Indonesia untuk Dunia

Kompas.com - 21/10/2014, 11:19 WIB

Saking dekatnya soto dengan lidah lokal, praktisi kuliner William Wongso menggolongkan soto sebagai comfort food. Maksudnya, soto diolah secara tradisional dan biasa dimanfaatkan sebagai makanan rumahan. Soto juga memiliki daya tarik nostalgia yang menumbuhkan rasa rindu jika lama berjarak dengannya.

”Soto masuk ke dalam masakan sehari-hari. Bisa disantap kapan saja, beberapa kali dalam seminggu. Dengan nasi saja sudah cukup,” kata William.

Akhir September lalu, kaum urban Jakarta yang tergabung dalam gerakan Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) memilih tema potluck ”Aneka Soto Nusantara” untuk merayakan ulang tahun keduanya. Pada meja panjang yang digelar di setiap sisi ruangan, 17 macam soto disajikan.

Soto asam pedas dari Jambi menjadi primadona karena keunikan rasa kuah asam pedasnya. Rasa soto ini terasa unik karena ada tambahan asam jawa, cabe, dan beragam rempah-rempah. Menu soto dari daerah lain, seperti Banjar, Madura, dan Kedu, juga ludes tak bersisa.

Setiap jenis soto memiliki karakter berbeda dengan resep yang tentu berbeda pula. Soto di Nusa Tenggara Timur memiliki karakteristik unik berkuah asam akibat pengaruh dari Manado.

Selain bumbu dasar, seperti bawang merah, bawang putih, dan merica, soto ayam banjar khas Kalimantan Selatan, misalnya, diperkaya rasa rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan pala. Jika soto madura tampil unik dengan taburan keripik kentang, soto kedu semakin mantap dengan potongan tempe yang direbus bersama kuah soto.

”Soto harus punya kuah dan bumbu. Bumbunya diulek dan disajikan panas. Kalau bumbunya dirajang, bisa masuk kategori pindang. Kalau kuahnya bening, masuk kategori sop. Membuat soto itu tidak semudah yang dibayangkan. Bikin bumbu ada polanya,” kata William.

Meski tersebar di hampir setiap provinsi di seluruh Nusantara, asal muasal kata ”soto” hingga kini belum diketahui. William memperkirakan, bentuk soto berasal dari tetelan daging sisa kemarin yang direbus. ”Soto ayam mungkin, menurut saya, ya, asli Indonesia. Karena saya tidak melihat kesamaan di tempat lain di Asia,” ujarnya. (Dwi AS Setyaningsih/Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com