Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pariwisata: Bandara Harus Ada Wifi-nya

Kompas.com - 29/10/2014, 08:24 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Di airport harus ada wifi-nya". Menteri Pariwisata Arief Yahya melontarkan pernyataan itu saat serah terima jabatan (sertijab) dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II Mari Elka Pangestu, di Jakarta, Selasa (28/10/2014). Pernyataan tersebut memang terkesan erat dengan latar belakang Arief yang sebelumnya adalah CEO PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Namun, seperti diungkapkan Arief, salah satu kelemahan Indonesia adalah kesiapan teknologi dalam hal ini infrastruktur di bidang informasi, komunikasi, dan teknologi. Hal ini terlihat dari The Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan World Economic Forum.

Pada daftar GCI, persaingan Indonesia dibanding negara-negara lainnya di dunia menempatkan Indonesia berada di peringkat 34 dari 144 negara. Ada beberapa sektor yang menjadi penilaian suatu negara dalam GCI. Menurut Arief, dari daftar tersebut ada tiga sektor yang nilai skornya lemah untuk Indonesia yaitu, infrastruktur, kesiapan teknologi (infrastruktur informasi, komunikasi, dan teknologi), serta kesehatan dan higienitas.

"Perbaikan infrastruktur ICT (information, communication, technology) bisa lebih mudah dan lebih murah, dibanding perbaikan hard infrastructure seperti perbaikan jalan," ungkapnya.

Salah satu contohnya perbaikan infrastruktur adalah penyediaan WIFI di bandara-bandara seluruh Indonesia. Selain itu juga, penggunaan teknologi informasi untuk kemudahan para turis. Arief memberi contoh kartu Octopus yang diterapkan di Hongkong. Dengan kartu ini, warga Hongkong maupun turis bisa memakainya untuk membayar kereta cepat, bus, sampai kapal feri, bahkan belanja di supermarket.

Di Indonesia, Arief menuturkan sinergi antara Telkom dan PT KAI (Kereta Api Indonesia) berupa penggunaan kartu pra bayar untuk commuterline. Hasilnya adalah peningkatan jumlah penumpang dan pendapatan.

Digital marketing

Arief mengungkapkan pemasaran pariwisata Indonesia juga tidak bisa lepas dari dunia digital atau teknologi informasi. Walaupun ia mengakui, pemasaran yang konvensional akan tetap dikerjakan.

KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES Calon penumpang menunggu di terminal baru Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (13/8/2014). Terminal yang dibangun dengan investasi sebesar Rp 2 triliun dan memiliki luas 110.000 meter persegi ini mampu menampung 10 juta penumpang per tahun.
"Thailand lebih banyak iklannya daripada kita. Tapi itu tidak murah. Kita akan introduce digital marketing," ungkapnya. Konsep pemasaran yang akan ia jalankan adalah pemasaran digital yang lebih sosial dengan penggunaan media sosial dan terpersonalisasi.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menuturkan di era teknologi informasi, harus digunakan berbagai sarana untuk mempromosikan produk.  "Penggunaan teknologi informasi merupakan cara ekonomis dan menyebar cepat untuk mempromosikan pariwisata," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Mari, ia yakin Arief bisa mempromosikan dan memajukan pariwisata Indonesia melalui teknologi informasi. Apalagi ia sendiri sudah melihat salah satu hasilnya. "Saya pernah me-launching produk Pak Arief, aplikasi Android wisata di Banyuwangi, peta untuk ke desa wisata. Itu produk dari Telkom," kata Mari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com