Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Pariwisata di DIY Perlu Dikaji Ulang

Kompas.com - 21/11/2014, 13:27 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dikaji ulang agar kelestarian budaya dan lingkungan terjaga, serta mampu memberikan keuntungan bagi penduduk lokal.

"Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata DIY menghadapi sejumlah persoalan, mulai dari kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan hingga konflik dalam pengelolaan objek wisata," kata dosen Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Mohammad Yusuf di Yogyakarta, Kamis (20/11/2014).

Padahal, menurut Yusuf, DIY merupakan salah satu provinsi yang kaya obyek wisata, mulai dari wisata alam, budaya, sejarah, religi hingga minat khusus sehingga tidak mengherankan apabila banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung.

"Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian ulang dalam pengelolaan pariwisata DIY. Pengelolaan pariwisata DIY hendaknya dilakukan dengan menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan dengan memperhatikan kelangsungan ekologi, budaya, sosial, dan ekonomi warga setempat," katanya.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan asing asal Belgia menaiki becak untuk menikmati suasana kota di kawasan Titik Nol, Yogyakarta, Selasa (2/4/2013). Berwisata dengan becak merupakan salah satu paket wisata yang banyak diminati wisatawan asing saat berkunjung di Yogyakarta.
Dengan demikian, lanjut Yusuf, pariwisata DIY akan terus berkembang dan berkelanjutan. Bahkan mampu memberikan keuntungan bagi penduduk lokal serta melestarikan budaya dan lingkungan. "Jangan sampai pengelolaan pariwisata justru mencerabut budaya lokal dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat," katanya.

Ia mengatakan dari aspek ekologi, pengelolaan pariwisata diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Dari aspek budaya, pengelolaan pariwisata diharapkan dapat memperkaya budaya lokal melalui interaksi antara pendatang dengan masyarakat lokal, bukan mencerabut budaya lokal.

Selain itu, pengelolaan pariwisata dari aspek ekonomi diarahkan dapat memberikan manfaat bagi warga lokal. "Pengelolaan pariwisata juga jangan sampai menimbulkan konflik antarwarga seperti yang terjadi dalam pengelolaan Goa Pindul di Kabupaten Gunung Kidul," katanya.

Menurut Yusuf, upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan bukan hal yang mudah, dibutuhkan berbagai usaha, salah satunya dengan kegiatan penelitian untuk mempertemukan kebijakan pemerintah, pelaku industri pariwisata, masyarakat, dan harapan wisatawan.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Sugito (64) dan Suminah (56), pemilik Warung Bakmi Jowo Mbah Gito, di Kotagede, Yogyakarta.
Untuk itu Yusuf bersama Prof Janianto Damanik dari Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM mulai menginisiasi penelitian untuk melihat manajemen pariwisata DIY melalui tiga level analisis yakni makro (negara), meso (industri pariwisata), dan mikro (kepuasan wisatawan).

"Kami berharap hasil dari penelitian itu nanti bisa memberikan kontribusi untuk membangun pariwisata berkelanjutan di DIY," tambah Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com