Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Revolusi di Wetzlar

Kompas.com - 02/05/2015, 12:54 WIB

Melalui dinding pabrik yang sengaja dibuat transparan, penggemar Leica, wisatawan, atau siapa saja bisa melihat tangan-tangan terampil menyusun satu demi satu lensa secara manual.

Dinding kaca itu dilengkapi dengan layar sentuh transparan yang bisa memberikan informasi bagaimana sebuah kamera dibuat.

Saat Kompas berkunjung, pertengahan Maret lalu, tampak seorang pekerja perempuan yang sudah senior dengan teliti menyusun lensa demi lensa untuk membuat sistem lensa kamera yang utuh.

Mengagumkan bagaimana menyaksikan dari tangan itu terlahir keunggulan teknologi optik yang begitu mendunia.

Tak hanya menampilkan proses pembuatan, di tempat itu juga terpampang sejarah panjang kamera Leica. Di lobi dan lorong bangunan tersebut, pengunjung disuguhi perjalanan panjang Leica, mulai dari kelahiran kamera format kecil hingga kamera modern sekarang. Berbagai karya replika fotografi monumental yang dihasilkan dengan kamera itu juga turut dipamerkan.

Ada replika Ur-Leica buatan Barnack hingga kamera-kamera digital Leica terbaru. Semua terpajang rapi di rak-rak kaca. Turut dipajang pula produk lensa hingga lensa monokular maupun binokular produksi perusahaan itu.

Kantor pusat Leica juga melayani perbaikan kamera. Seorang teman dari Jakarta, yang kebetulan adalah penggemar berat Leica, mengeluhkan sensor kameranya kotor dan berjamur. Seorang petugas layanan perbaikan, Katja MacPherson, segera menemuinya. ”Akan saya cek dulu. Anda boleh menunggu sambil berkeliling melihat-lihat. Nanti sampai ujung sini, saya temui Anda,” katanya.

Setiba di tempat yang telah ditentukan, MacPherson tampak sudah menunggu.

Kabar buruk. ”Sensor kamera Anda rusak. Harus diganti. Butuh waktu enam pekan,” kata petugas perempuan ramah itu.

Kaget, teman itu langsung bertanya, ”Berapa biayanya?”

Kabar baik. Semua gratis, termasuk pengirimannya meski hanya sampai Singapura. Teman saya itu diminta mengambil kamera seharga sekitar Rp 60 juta itu di Leica Singapura.

KOMPAS/PRASETYO EKO PRIHANANTO Pengunjung menyaksikan berbagai produk kamera Leica di kantor pusat Leica di Wetzlar, Jerman, Jumat (20/3/15).
Bagi pengunjung yang ingin berbelanja, juga terdapat toko yang memajang produk-produk kamera dan teknologi optik Leica. Suvenir dan buku karya fotografer dunia yang menggunakan Leica juga ada.

Hanya saja, seperti yang sudah umum diketahui, harga kamera Leica ini memang tak bisa dibilang murah, dari ribuan euro hingga belasan ribu euro. ”Leica itu bisa diibaratkan, kalau di dunia otomotif sebagai Mercy-nya. Jadi memang harganya mahal,” kata seorang fotografer menganalogikan Leica dengan merek mobil mewah yang juga buatan Jerman itu.

Meski demikian, Weztlar tak hanya terkenal dengan Leica-nya. Pabrikan kamera lain juga ada di kota berpenduduk sekitar 51.000 jiwa itu, yakni Minox, dan pernah ada juga pabrik kamera Leidolf.

Wetzlar sepertinya menyadari hal itu dan mem-branding kota itu sebagai kota pusat optik. Di berbagai sudut kota, terlihat mulai dari mikroskop, lensa binokular, hingga kamera merek Minox yang semuanya berfungsi.

Wetzlar ingin dunia ingat bahwa revolusi fotografi dimulai di kota itu. (PRASETYO EKO P)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com