Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menepi ke Ujung Kulon

Kompas.com - 12/05/2015, 13:51 WIB

Sekalipun ada catatan bahwa jumlah badak jawa yang tertangkap kamera mengalami peningkatan, populasi yang relatif sedikit dan wilayah sebaran yang relatif luas membuat badak jawa relatif sulit ditemukan. Ini belum lagi sifat badak yang cenderung agresif.

Berdasarkan catatan Kompas, selama tahun 2011, kamera jebakan Balai TNUK memotret 35 ekor (22 jantan dan 13 betina), dan 5 ekor di antaranya anakan badak jawa. Adapun sepanjang tahun 2012, kamera memotret 51 individu badak jawa (29 jantan dan 22 betina) dan 8 ekor di antaranya anakan. Ini di antaranya sebagai akibat dari perluasan pemasangan kamera jebakan.

Namun, Martin pernah beberapa kali secara langsung melihat badak jawa. Bahkan, satu kali pernah bertubrukan pandang dengan satwa itu, bersama dengan sejumlah rekan pemasang kamera jebakan.

”Kami semua langsung naik ke atas pohon begitu tahu badak itu mengetahui kami,” ujar Martin sambil terkekeh.

Pengalaman pemandu

Lain lagi dengan pengalaman pemandu bernama Aso Tarso (38). Sejak mulai menjadi pemandu aktif pada 2006 hingga 2012, Aso belum pernah sekalipun melihat badak.

Ia hanya sempat menyaksikan jejak-jejak badak dan kubangan tempat badak-badak jawa berkumpul. Ia sepakat bahwa Cigenter yang berada di depan Pulau Handeleum merupakan daerah konsentrasi populasi badak jawa berdasarkan jejak tapak kaki yang disaksikannya.

Guna mengalihkan fokus kunjungan untuk menyaksikan badak jawa yang relatif sulit ditemukan, Aso kerap mengajak tamunya ke kawasan Pandeleum dan Cidaon. Kawasan yang memiliki sejumlah lapangan tempat banteng liar berkumpul. ”Di dua tempat itu ada lapangan banteng yang bisa kita lihat,” katanya.

Dalam sekali waktu berkumpul, menurut Aso, terdapat sekitar 40 ekor banteng. Dalam kumpulan itu, imbuh Aso, hanya terdapat sekitar dua ekor banteng jantan.

Pengetahuan Aso, Martin, dan sejumlah pemandu lain didapatkan berdasarkan pengalaman. ”Belum pernah; kalau untuk ikut pelatihan pemandu, sih, belum pernah,” ujar Aso.

Berdasarkan informasi dari laman www.ujungkulon.org, wilayah TNUK mencapai luas 122.956 hektar. TNUK berada di dalam wilayah Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.

Aso dan Martin, dengan pengalamannya yang terus bertambah seiring perjalanan, berdomisili di Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur. Tamanjaya merupakan pusat keramaian terakhir, tempat pengunjung bisa memperoleh penginapan dan jasa layanan pemandu untuk aktivitas trekking.

Setelah Desa Tamanjaya, terdapat Desa Ujungjaya. Namun, di Ujungjaya, relatif tidak ada penginapan atau jasa pemandu yang ditawarkan.

Untuk mendapatkan jasa pemandu, pengunjung mesti mengeluarkan dana sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 selama satu hari. Di dalamnya sudah termasuk keperluan makan selama dalam perjalanan menembus hutan kawasan TNUK.

Akan tetapi, sebelum sampai di Tamanjaya, tentu kita mesti menempuh perjalanan panjang di muka terlebih dahulu. Apabila memutuskan naik kendaraan umum, jika dari Jakarta, tujulah sejumlah angkutan di Terminal Serang yang dapat mengantarkan ke Tamanjaya sebelum memulai petualangan menemukan badak jawa di habitatnya. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

Travel Tips
Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Jalan Jalan
Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com