Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Berakhir Pekan dengan Mengenal Budaya Sikka

Kompas.com - 22/05/2015, 14:38 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki beragam kesenian dan kebudayaan yang keindahannya tak perlu diragukan lagi. Beragam cara dilakukan untuk memperkenalkan serta melestarikan kesenian dan kebudayaan itu kepada masyarakat luas. Sebuah acara bertajuk “Plewo Doi” hadir mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dekat kesenian dan kebudayaan khas Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Banyak kesenian Indonesia yang masih terpendam bahkan sudah hilang. Kami ingin mencoba mengangkat tenun ikat pewarna alam yang selama ini tidak pernah terdengar dan terlihat di masyarakat luas," ujar Co-founder Noesa, Cendy Mirza, Kamis (21/5/2015).

Plewo Doi merupakan festival yang dibuat untuk menghadirkan potensi-potensi lokal dalam unsur kebudayaan Indonesia. Plewo Doi sendiri berarti memperkenalkan diri dalam Bahasa Sikka. Dalam acara ini, beragam kebudayaan Sikka coba dihadirkan, mulai dari proses tenun ikat hingga pewarnaan pewarnaan natural.

"Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat luas tentang pembuatan tenun ikat, pewarnaan alam, arti motif yang terkandung dalam kain ikat dan juga memberikan ruang kepada pengrajin di daerah agar bisa membawa dan memperkenalkan karyanya ke masyarakat yang lebih luas," tambahnya.

Festival yang digagas oleh studio Noesa ini memiliki beberapa rangkaian acara, termasuk workshop yang telah diselenggarakan pada 2-13 Mei 2015 lalu. Workshop tersebut meliputi workshop tenun, workshop ikat, workshop pintal, hingga workshop pewarnaan. Tak berhenti sampai di situ, Plewo Doi masih memiliki rangkaian acara lain yang akan digelar pada 22-24 Mei 2015, salah satunya adalah pameran seni.

"Pameran ini menjadi ruang bagi para pecinta dan pemerhati seni dan juga budayawan untuk bergabung dan secara aktif memberi dukungan dalam upaya pelestarian seni dan budaya di Indonesia," lanjut Cendy.
 
Dalam acara yang digelar di Dia.lo.gue Artspace Kemang itu juga akan ada penampilan seni tradisional Sikka, mulai dari tari hingga penampilan musik. Beberapa tari yang akan dipentaskan adalah Tari Bitek Wua Ta’a, Tari Roa Muu, Tari Tua Reta Lou, dan Tari Leke. Sementara ada juga pertunjukkan akustik dari Junior Soemantri, serta pertunjukkan musik Gambus dan Lagu Manunggo.

Bagi yang masih penasaran mengikuti workshop, masih tersedia satu workshop lagi mengenai pewarnaan menggunakan bahan-bahan alami. Pewarnaan tersebut menggunakan daun indigo untuk warna biru, akar mengkudu untuk warna kuning, daun mangga untuk warna hijau, serta kuning yang menggunakan kunyit.

Pengunjung juga akan diperkenalkan dengan salah satu tradisi bersirih dari Sikka, yakni sirih pinang. Sirih pinang merupakan rokok yang terbuat dari daun papirus dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Akan ada pameran dan juga bazar yang turut meramaikan festival ini.

Dengan adanya acara ini, Cendy berharap nantinya semakin banyak lagi masyarakat Indonesia, khususnya anak muda yang tertarik dan peduli pada kesenian budaya Indonesia dan bisa bersama-sama mengangkat kebudaayan Indonesia agar tidak hilang dimakan waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com