Pariwisata kesehatan telah dideskripsikan sebagai perjalanan untuk mencari perbaikan kesehatan dan kesejahteraan melalui kegiatan fisik dan spiritual.
"The Global Spa & Wellness Economy Monitor memperkirakan wellness tourism kini bernilai sebesar Rp 45 triliun dan masih akan terus berkembang terus tiap tahunnya. Pariwisata kesehatan bukan lagi industri niche, dan punya dampak penting terhadap turisme global." kata Chief Marketing Officer Wego, Joaching Holte dikutip dari siaran pers yang diterima KompasTravel, Kamis (18/6/2015)
Holte melanjutkan bahwa beberapa tujuan secara otomatis berarti relaksasi dan memperbaiki kesehatan dengan reputasi dan keindahan alam. "Sehingga tidak mengherankan jika Bali berada di peringkat teratas dengan mendapatkan angka 88 persen dari ulasan hotel yang baik untuk kesehatan," ujarnya.
"Pulau Dewata tercatat dua kali berada di peringkat 15 teratas bersama Ubud. Sementara di pedalaman Bali mencatat skor 85,7 persen; sebuah lokasi penghubung bagi para pencari pemulihan dan keseimbangan baru," kata Holte.
Kamboja menjadi saingan ketat untuk Bali dengan kedua kotanya yaitu Phnom Penh dan Siem Reap menangkap rasa eksotis tradisional Asia dalam penyembuhan dan relaksasi. Bali berada di urutan kedua dan ketiga masing-masing dengan angka 88,19 dan 87,82 persen.
Dipisahkan oleh nilai persentase yang kecil di 87 persen, resor air yang bercahaya dan mewah di Maladewa berada di posisi keempat. Hongkong yang menggabungkan terapi Tingkok kontemporer dan tradisional berada di posisi kelima dan Hanoi di posisi keenam.
Shanghai, Hoi An, Beijing, Jaipur, dan Osaka mengikuti dengan angka 86 persen yang menunjukkan penyebaran keanekaragaman wisata kesehatan dengan masing-masing tujuan yang menawarkan berbagai pilihan untuk mencoba terapi spa tradisional.
India yang memiliki tradisi sejarah kesehatan melalui terapi Ayurveda dan yoga, yang direview tiga kali pada peringkat teratas bersama Jaipur dan New Delhi (menempati urutan 12 dengan 86,11 persen) dan Mumbai (urutan 15 dengan 84,73 persen).
Korea Selatan hadir pada posisi ke-14, yang diwakili oleh Seoul mencetak 85,35 persen di ulasan hotel positif oleh tamu.
"Kebanyakan wisatawan beralih ke wisata kesehatan sebagai kesempatan untuk menemukan lebih banyak keseimbangan dalam kehidupan mereka yang sibuk. Selera wisatawan berubah dan menjadi lebih beragam. Pasar yang baru muncul bersama spa dan kategori kesehatan meliputi pariwisata medis dan kosmetik. Wisatawan mencari pengalaman khusus yang berasal dari pendekatan budaya alternatif atau bersejarah yang dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup yang lengkat untuk kesehatan yang lebih baik dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari," kata Holte.
Holte menyimpulkan bahwa menurut Global Spa & Wellness Summit, industri perjalanan dan semua bisnis pendukung yang mendapatkan manfaat dari segmen yang menguntungkan ini tumbuh hampir 50 persen lebih cepat daripada rata-rata tingkat pariwisata global.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.