Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Kanal, Mengenal Kehidupan Suku Bajo Mola

Kompas.com - 23/08/2015, 20:36 WIB
Salah satu paket menarik untuk mengetahui kehidupan suku pengembara laut ini adalah menyusuri perkampungan menggunakan perahu atau "lepa" (dalam bahasa Bajo). Sabtu (8/8/2015) sore, dua perahu sudah siap di dermaga untuk mengajak awak media keliling kampung lewat pesisir pantai.

Masing-masing peserta diberi jaket pelampung berwarna oranye. Sebelum memulai tour dengan perahu, pemandu wisata dari Lepa (Lembaga Pariwisata) Mola yakni Ali, Leni dan Samran memberikan penjelasan secara garis besar perihal peran Suku Bajo di kancah nasional dan regional. Terakhir, mereka memperagakan cara mendayung.

Setelah itu, masing-masing perahu diisi masing-masing 5-6 orang. Mulailah perahu perlahan-lahan meninggalkan dermaga. Duduk di depan, Samran mengisahkan seputar perahu sebagai alat transportasi utama Suku Bajo.

"Di mola raya, perahu ini dinamakan lepa diburah. Dulu sebelum Suku Bajo memiliki rumah tancap, mereka hidup di atas perahu dan melaut untuk mencari ikan. Mereka sering berpindah. Lepa diburah ada yang pakai atap, ada yang tidak. Saat keluarga semakin bertambah, perahu mereka dibikin besar, namanya soppek. Sama modelnya dengan perahu cuma lebih lebar. Itu tandanya keluarga sudah bertambah," tutur Samran.

Peserta tour begitu menyimak penuturan Samran. "Soppek biasanya dipakai untuk mengantarkan hasil laut dari Wakatobi ke Buton. Lebih besar dari soppek, namanya lambok atau bidok. Kapal ini digunakan untuk mengantakan hasil laut ke Pulau Jawa. Kadang lambok digunakan untuk menangkap paus sampai NTT, bahkan hingga Australia. Kalau perahu kecil namanya lepa kalopo, berisi 2 orang dewasa. Ukuran kecil dan mudah terbalik," sambungnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com