Kesegaran ikan juga dipengaruhi karakteristik Danau Batur yang tergolong danau kaldera aktif di ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut. Dengan garis pesisir sepanjang lebih kurang 21,4 kilometer, Danau Batur dikelilingi dataran rendah yang bergelombang hingga Gunung Batur (1.717 meter dpl) dan Gunung Abang (2.172 meter dpl).
Air Danau Batur yang jernih bersumber dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan sekitarnya. Dibekap udara yang dingin, Danau Batur menjadi rumah yang nyaman bagi beragam jenis ikan seperti ikan nila, mujair, mas, tawes, wader, delek (gabus), dan lele. Hasil tangkapan terbesar berupa ikan nila dan mujair yang merupakan sajian utama bagi wisatawan.
Sebagian nelayan juga masih mempertahankan rakit dari batang kayu utuh untuk mengarungi danau. Setelah menebar jala, nelayan-nelayan itu betah menunggu seharian di atas rakit kayu. Dalam sehari, nelayan dengan rakit kayu atau perahu fiber yang lebih modern bisa mendapat sekitar 10 kilogram ikan dari proses menebar jala.
Permukaan Danau Batur makin riuh disesaki keramba ikan. Dari proses tebar bibit ikan hingga panen biasanya memakan waktu sekitar enam bulan. Jumlah ikan di Danau Batur terus bertambah karena pemerintah maupun perusahaan swasta rutin menebar bibit ikan. Limpahan jumlah ikan inilah yang menjadi pasokan utama bahan baku olahan ikan di warung-warung tepi danau. Dan diharapkan bisa memanjakan lidah pengunjung. (Mawar Kusuma)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.