Gua Gong adalah salah satu gua di kabupaten berjuluk seribu gua, Pacitan, Jawa Timur. Gua yang terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, ini disebut-sebut sebagai gua terbesar dari ”seribu gua” yang ada di Pacitan.
Dinamai Gua Gong konon karena dari dalam gua kerap terdengar bunyi yang menyerupai bunyi gong, salah satu alat musik pukul dalam rangkaian alat musik Jawa yang disebut gamelan. Penduduk setempat biasa mendengar bunyi gong terutama pada malam
hari kala sunyi menyelimuti seluruh desa.
Kisah yang disampaikan secara turun-temurun inilah yang banyak membuat orang berduyun-duyun mengunjungi Gua Gong. Hampir setiap hari, pengunjung datang silih berganti ke Gua Gong. Selain karena kisah yang menyelimutinya, juga karena keindahannya.
Akhir pekan adalah saat yang paling menggembirakan bagi para pemandu wisata dan para fotografer yang tergabung dalam Asosiasi Fotografer Goa Gong untuk menangguk keuntungan. Tak hanya dari dalam kota, pengunjung juga berdatangan dari luar kota.
Setiap pengunjung bisa menjelajah ke dalam perut Gua Gong dengan bermodalkan senter berukuran besar yang ditawarkan pemandu wisata. Tak jarang, pemandu wisata menawarkan diri untuk sekadar menemani dan memberi informasi tentang sejarah dan isi perut Gua Gong.
Di antara sinar lampu berwarna-warni, ruangan dalam gua yang dihiasi stalaktit dan stalagmit berukuran raksasa memenuhi ruangan gua, seolah dipahat dengan sempurna oleh tangan-tangan terampil.
Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung di langit-langit gua. Biasanya berbentuk panjang, runcing, dan di bagian tengahnya terdapat lubang rambut.
Sementara stalagmit merupakan endapan yang terbentuk di lantai gua, hasil dari tetesan air dari langit-langit gua di atasnya. Bentuknya agak tumpul, berlapis-lapis, dan tidak memiliki lubang. Apabila stalaktit dan stalagmit bisa bersambung, akan menjadi tiang kapur.
Stalaktit dan stalagmit ini merupakan bentukan-bentukan khas yang terdapat di daerah karst, terjadi dari pelarutan air yang terus-menerus. Dalam setahun, stalaktit dan stalagmit akan bertumbuh rata-rata sepanjang 0,13 milimeter. Sangat lambat.
Dengan ukuran yang demikian besar, dipastikan usia stalaktit dan stalagmit Gua Gong sudah mencapai ratusan tahun.
Di Gua Gong, bentuk stalaktit dan stalagmit beraneka rupa. Ada yang menyebutnya menyerupai batang pohon purba berukuran raksasa yang berlapis-lapis.
Tak heran apabila Gua Gong disebut-sebut sebagai gua dengan stalaktit dan stalagmit terindah di Asia Tenggara.