Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koo Siu Ling, Melacak Leluhur Melalui Makanan

Kompas.com - 10/01/2016, 08:23 WIB
MAKANAN bukan hanya soal kebutuhan badan. Makanan juga menjadi identitas. Identitas sebuah suku, sebuah komunitas, hingga bangsa. Tak mengherankan apabila makanan juga menjadi salah satu ciri eksistensi masyarakat.

Kehadiran makanan bisa menjadi tanda kehadiran sebuah bangsa. Namun, masih sangat sedikit orang yang mencari keberadaan bangsa atau leluhurnya melalui makanan.

Salah satu dari sedikit orang yang mencari leluhurnya melalui makanan itu adalah Koo Siu Ling. Kematian ibunya yang meninggalkan buku resep bertulis tangan membuatnya penasaran. Perasaan ini diakuinya tidak muncul saat ia sibuk dengan pekerjaan dan kesehariannya. Namun, begitu ia melihat buku-buku itu, pikirannya melayang dengan banyak pertanyaan.

Menulis buku resep makanan sudah banyak dilakukan beberapa kalangan. Namun, menulis buku resep yang memiliki kisah di balik resep-resep tersebut masih sangat langka di Indonesia.

Koo Siu Ling, peranakan Tionghoa yang tinggal di Belanda, melacak sejarah nenek moyangnya melalui menu makanan mereka serta buku resep warisan ibunya dan juga kerabatnya hingga ia menemukan kehidupan peranakan Tionghoa Jawa Timur dulu dan sekarang.

Ling kecil yang lahir tahun 1939 di Kota Malang, Jawa Timur, dididik ibunya yang seorang guru. Ia mengaku dalam kehidupan mereka sehari-hari resep makanan diperkenalkan sejak dini.

Kini, ia menerbitkan resep-resep makanan ibu dan kerabatnya dalam sebuah buku berjudul Culture, Cuisine, Cooking, an East Java Peranakan Memoir. Buku ini ditulis dengan bantuan Paul Freedman, seorang profesor Sejarah Chester D Tripp di Universitas Yale, Amerika Serikat.

Kisahnya berawal saat ibunya meninggal, ia menemukan buku-buku resep makanan yang sudah lama ditulis tangan ibunya. Ling juga mencari buku-buku resep makanan milik kerabatnya.

Buku resep itu ada yang bertahun sekitar 1930. Kadang ditulis dalam bahasa Belanda, kadang Mandarin, dan kadang Jawa. Ada juga bahasa Hokkian yang merupakan warisan leluhurnya.

Dengan membaca buku resep makanan tersebut, ia melihat bahwa Tionghoa peranakan menyerap dan mengadopsi masakan Belanda dan Jawa. Di dalam buku itu, terlihat adopsi masakan tersebut, mulai dari galantine dan kue dari Belanda serta sate dan rawon yang diadopsi dari Jawa.

”Ini buku masak mama saya. Tulisannya masih bagus. Ada beberapa bahasa di dalamnya. Ada bahasa Belanda, bahasa Jawa, bahasa Mandarin, dan ada bahasa Indonesia,” kata Ling sambil memperlihatkan buku setebal 5 sentimeter yang antara lain berisi tulisan tangan ibu dan familinya.

Motivasi menerbitkan buku tersebut awalnya adalah keinginan agar anaknya bisa membaca buku resep itu. Ia berpikir jika buku tersebut tidak dibukukan, resep ini akan hilang. Ibunya menulis resep mulai akhir 1920-an sampai tahun 2000.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com