Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Songket Aceh

Kompas.com - 22/01/2016, 17:20 WIB
Di dalam, tempat itu lebih memprihatinkan. Lima alat tenun terbengkalai, tidak ada lagi untaian benang yang menggantung di atasnya. Langit-langit tempat itu banyak berlubang akibat dimakan rayap dan lembab oleh air hujan.

Ada benda-benda usang di sana, antara lain dua papan nama peserta didik angkatan 1996 dan 1997, serta bingkai penghargaan Wali Kota Banda Aceh untuk Nyak Mu sebagai pelestari songket Aceh pada 1992. Benda-benda itu menjadi saksi bisu, tempat itu pernah berjaya.

”Dulu, puluhan orang membuat songket di sini. Namun, jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun. Pasca meninggalnya Nyak Mu, tempat ini tak beraktivitas lagi,” ujar Aswadi.

Cucu pertama Nyak Mu, Fajrina (30), mengisahkan, Rumoh Teupeuen pernah menjadi pusat kerajinan songket di Aceh, terutama pada 1980-1990-an.

Kala itu, tempat tersebut memiliki 40-60 perajin songket. Produknya dijual dan dipamerkan di Jakarta, Bali, Sri Langka, Singapura, dan Malaysia. Wisatawan domestik dan mancanegara pun berdatangan.

”Selain itu, tempat ini pernah melatih tenun songket kepada ratusan perempuan dari Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, dan Aceh Timur,” kenangnya.

Namun, memuncaknya konflik di Aceh pada akhir 1990-an membuat perajin tak leluasa membuat songket. Satu per satu perajin menghilang karena takut dengan suasana yang mencekam.

Pasca konflik, kondisi tak kunjung membaik. Hanya lima perajin bertahan. ”Mereka memilih membuat songket di rumahnya dengan alat yang kami pinjamkan,” kata Fajrina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com