Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halal dan Lezat dari Tokyo

Kompas.com - 12/02/2016, 15:38 WIB

Roger memutuskan mengubah restorannya menjadi restoran halal untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim yang selama ini kesulitan menemukan restoran halal di Tokyo. Salah satunya dari Indonesia yang jumlah wisatawannya cukup besar.

Roger bekerja sama dengan seorang kolega asal Malaysia yang selama ini aktif mempromosikan makanan halal di Jepang. ”Dia datang ke tempat saya dan saya akhirnya setuju untuk membuka restoran yang menyediakan makanan halal,” kata Roger.

Karena Roger bukan seorang Muslim, sebelum mulai mengelola Sumiyakiya, Roger banyak belajar tentang Islam, termasuk syarat dan ketentuan produk halal. Apalagi, sejak awal, Sumiyakiya didesain menyediakan berbagai pilihan menu.

Selain menyediakan paket menu ayam, seperti chicken herb, Sumiyakiya juga menyediakan banyak menu pilihan lain dengan daging dimasak ala yakiniku. Dalam istilah Jepang, yakiniku adalah daging yang dipanggang atau dibakar di atas api.

Yakiniku juga mencakup berbagai masakan daging serta barbeque, seperti barbeque ala Korea yang disediakan Sumiyakiya. Ini menjelaskan mengapa dalam menu chicken herb yang kami nikmati disajikan pula kimchi sebagai pelengkap.

Bagi Roger sangat penting membuat pelanggan-pelanggannya merasa yakin dengan apa yang mereka santap di restorannya. Untuk menu berbahan dasar ayam, Roger bahkan mengunjungi tempat pemotongan hewan di Miyazaki demi memastikan bahan baku yang dia gunakan dipotong sesuai prosedur halal dalam Islam.

Untuk lebih meyakinkan pelanggan, Roger juga memasang sertifikat halal sebagai jaminan bagi produk-produk makanan halal yang mereka sajikan.

Dari sisi penyimpanan bahan baku, Roger memberlakukan prosedur ketat. Dia membuat sendiri seluruh saus yang dia gunakan untuk hidangan di restorannya. ”Semuanya buatan rumahan dan saya sendiri yang membuatnya. Jadi, saya tahu bahan yang terkandung di dalamnya,” ujar Roger.

Soal cita rasa, Roger berusaha menyesuaikan penggunaan saus rendaman daging dengan latar belakang atau asal pengunjung restorannya. Itu karena banyak Muslim datang dari negara yang berbeda, seperti dari Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

”Standar cita rasa Muslim dari setiap negara tidak sama. Karena itu, saya selalu cek mereka datang dari mana untuk menyesuaikan saus dengan hidangan yang mereka inginkan. Sejauh ini, mereka puas,” kata Roger seraya tersenyum. (Dwi As Setianingsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com