Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makau, Mengekalkan Masa Lalu

Kompas.com - 23/03/2016, 09:23 WIB
JIKA berkunjung ke Hongkong, jangan lupa menyempatkan diri untuk singgah di Makau. Hanya berjarak satu jam pelayaran dengan feri, Makau menawarkan peninggalan budaya hasil perkawinan budaya Timur dan Barat.

Meski begitu, modernitas tetap kencang berdetak di tengah bangunan-bangunan kuno yang terpelihara.

Makau memperoleh pengakuan sebagai salah satu situs pusaka peninggalan dunia sejak 2005. Ini terutama untuk bagian wilayah yang disebut sebagai pusat bersejarah Makau.

Wilayah ini sebenarnya merupakan area urban di tengah kota tua yang terbentang di antara 8 lapangan dan 22 bangunan bersejarah.

Bangunan-bangunan tua peninggalan Portugis dan kuil dari abad silam tetap tegak kokoh berdiri menembus lorong waktu hingga ke abad modern ini.

Salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan adalah Lapangan Senado yang dikelilingi bangunan-bangunan bergaya neoklasik berwarna pastel dari abad ke-19 dan ke-20 yang memberi nuansa mediterania.

Lapangan ini sering dijadikan tempat penyelenggaraan festival dan sejak dulu menjadi pusat kota Makau. Pada 1993, bagian depan lapangan kemudian ditutup dengan batu-batu bulat berwarna putih dan hitam Portugis yang memperkuat kesan kuno.

KOMPAS/SRI REJEKI Dermaga Nelayan Makau yang dihiasi bangunan-bangunan bergaya Eropa klasik dan elegan.
Pada musim liburan, tempat ini padat oleh turis. Mereka duduk-duduk atau berjalan-jalan di seputar area itu menikmati gedung-gedung tua yang dipakai untuk bangunan publik atau komersial.

Satu di antaranya adalah bangunan Kantor Pos Besar yang terletak di dekat Lapangan Senado. Gedung yang dibangun tahun 1929 ini diarsiteki oleh Jose Chan, orang Tiongkok pertama yang ditunjuk menjadi kepala arsitek oleh semacam Departemen Pekerjaan Umum Makau.

Jangan lupa untuk mampir ke Kantor Pos yang buka hingga pukul 18.00 pada hari kerja jika ingin mengirim kartu pos kepada keluarga atau teman.

Tidak jauh dari Lapangan Senado adalah reruntuhan Gereja St Paul yang ikonik. Bangunan yang tinggal fasad atau bagian muka ini sangat ramai dikunjungi.

Posisinya lebih tinggi daripada bangunan-bangunan di sekitarnya yang membuatnya tampak semakin menonjol dibandingkan dengan bangunan lainnya.

Dari atas sini, kita bisa melihat hotel-hotel dan kasino supermegah di kejauhan, wajah lain Makau.

Turis-turis asal Indonesia cukup banyak yang berkunjung ke Reruntuhan St Paul. Beberapa juga terselip para tenaga kerja Indonesia, baik yang tengah liburan maupun mendampingi majikan mereka.

Jika bertemu dengan sesama orang Indonesia yang dirasa familier, mereka kerap bertanya, ”Lagi libur?” Para TKI hanya bisa keluar pada hari libur mereka yang sekali seminggu atau jika diminta pergi ke suatu tempat.

KOMPAS/SRI REJEKI Lorong di bangunan koloseum yang merupakan tiruan Koloseum Roma. Kompleks ini merupakan pusat hiburan tematik yang mengintegrasikan pusat belanja, hotel, tempat pertemuan, dan kasino.
Gereja St Paul terbakar pada 1595 dan 1601. Gereja ini mulai dibangun kembali tahun 1602 dan selesai tahun 1644 dengan bangunan yang jauh lebih besar. Bagian fasadnya dipenuhi dengan detail.

Terdapat relief berbagai motif, seperti bunga krisan, peoni, bulan, matahari, dan inskripsi China. Keseluruhan fasad merupakan perpaduan sempurna antara budaya Barat dan Timur.

Pada 1835 gereja kembali terbakar dan hanya menyisakan bagian fasad. Di bagian belakang fasad kemudian didirikan Museum Sacred Art and Crypt yang buka hingga pukul 18.00 dan gratis masuk.

Koleksi museum terletak di ruang bawah tanah dan merupakan barang-barang peninggalan gereja yang tersisa, seperti patung, lukisan, simbol-simbol kebesaran, hingga tulang-belulang para martir.

Pengunjung akan disambut oleh tumpukan batu-batu besar penyusun bangunan yang berasal dari tahun 1602.

”Egg tart”

Untuk menuju Reruntuhan St Paul dari Lapangan Senado, kita melewati jalanan sempit yang menurun kemudian menanjak, diapit oleh toko-toko yang kebanyakan menjual oleh-oleh.

Jangan lupa mencicipi egg tart atau egg roll, penganan khas setempat hasil pengaruh Portugis. Kue ini semacam pia susu di Bali. ”Rasa egg tart di sini beda, lebih enak daripada yang dijual di Hongkong,” kata Desi, seorang pengunjung.

Kulit pastry egg tart yang berlapis-lapis terasa renyah dengan bagian tengah yang lunak, hangat, dan manis karena terbuat dari susu, kuning telur, dan gula.

KOMPAS/SRI REJEKI Becak menjadi salah satu moda transportasi di Makau.
Kadang-kadang kita harus antre untuk mendapatkan kue yang banyak dijual di toko oleh-oleh atau kedai khusus egg tart ini.

Ruas jalan menuju Reruntuhan St Paul ini semacam pusat kuliner, setelah di sekitar area Lapangan Senado bangunannya banyak dimanfaatkan sebagai pusat pertokoan yang menawarkan berbagai produk mode merek lokal hingga merek dunia kenamaan.

Makau merupakan koloni Portugis yang kemudian dikembalikan kepada Tiongkok tahun 1999. Sama seperti Hongkong, Makau merupakan daerah administrasi khusus dari RRT atau special administrative region (SAR) yang menganut sistem ”satu negara dua sistem”.

Mereka memakai sistem perdagangan, imigrasi, dan mata uang sendiri, tetapi mengikuti sistem militer dan kebijakan yang diterapkan Tiongkok. Makau dulunya kota pelabuhan yang menjadi gerbang perdagangan jalur sutra yang menuju Roma.

Selain bangunan-bangunan bergaya Eropa, terdapat pula kuil-kuil yang juga terpelihara dengan baik. Begitu identiknya dengan wajah Eropa, Makau kemudian membuat pusat hiburan baru dengan gaya taman tematik di Dermaga Nelayan Makau atau Macau Fisherman’s Wharf.

Jaraknya hanya 10 menit berjalan kaki dari terminal Hongkong-Macau Ferry Pier atau beberapa menit saja dengan menumpang bus.

Memudahkan pengunjung

Taman hiburan ini yang pertama dan terbesar dibangun di Makau dan mengintegrasikan hotel, tempat belanja, restoran, tempat pertemuan, hingga kasino. Tema-tema yang dibangun antara lain Amsterdam, Roma, Lisabon, Inggris, Miami, Cape Town, dan New Orleans.

Pembangunan memakan waktu lima tahun sebelum akhirnya beroperasi penuh tahun 2006. Hasilnya cukup memberi kesan kuno. Salah satu bagian yang paling menarik adalah bangunan koloseum atau amfiteater yang dibuat tidak utuh seperti koloseum di Roma.

Jika hanya memiliki waktu sehari, ada baiknya berangkat pagi hari untuk menghindari antrean naik feri. Dari Hongkong, kita cukup naik Mass Transit Railway (MTR) menuju Stasiun Sheung Wan.

KOMPAS/SRI REJEKI Taman yang bersih dan sejuk di kompleks Dermaga Nelayan Makau.
Lokasi stasiun berada dalam satu gedung dengan loket dan terminal feri, tetapi berbeda lantai. Ke Makau juga bisa dilakukan dengan menumpang helikopter atau pesawat.

Berbagai informasi tentang situs-situs menarik di Makau tersedia dalam berbagai buklet di pusat informasi turis yang berada tidak jauh dari loket feri atau hotel-hotel di Hongkong.

Mulai dari panduan kuliner, museum, gereja, kuil, sirkuit balapan, berbagai atraksi wisata, hingga cara berwisata yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki di Makau SAR yang hanya seluas 30,3 kilometer persegi.

Dalam buklet dibuatkan kluster-kluster obyek wisata menarik yang berdekatan dan kemudian dibagi dalam kelompok minat.

Makau tahu betul cara menarik pengunjung, mempermudah kedatangan mereka, dan memberi petunjuk jelas dan lengkap untuk menikmati waktu mereka di daerah yang cantik ini. (SRI REJEKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com