Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Willem Sigar, Pelari yang Akan Taklukkan 50 Gunung dalam 40 Hari

Kompas.com - 25/04/2016, 14:31 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi orang awam, menaklukkan 50 gunung dalam 40 hari terdengar mustahil. Namun, tidak demikian bagi Willem Sigar Tasiam, pelari maraton yang sebelumnya memecahkan rekor 40 gunung dalam 32 hari.

Willem Sigar Tasiam adalah anak tertua dari 5 bersaudara. Kedua orangtuanya, Arnold Tasiam dan Marie Katuk, adalah warga asli Manado. Memiliki ayah pegawai PT Pelni menjadikan Willem hidup berpindah, dari tempat lahirnya di Pontianak sampai Jakarta.

Pria kelahiran 22 Februari 1958 ini telah memecahkan beberapa rekor pendakian dengan berlari maraton. Pada 2004, Willem mendaki 14 gunung dalam 20 hari di Jawa, Bali, dan Sumbawa. Tahun berikutnya, masih dengan rute yang sama, Willem mendaki 20 gunung dalam 26 hari.

Dua tahun setelahnya, yakni pada 2007, Willem mendaki 23 gunung dalam 22 hari. Lanjut pada 2009, masih di Jawa-Bali-Sumbawa, Willem mendaki 24 gunung dalam 24 hari. Rekor terakhirnya adalah pada 2014, saat Willem berusia 56 tahun. Dia mendaki 40 gunung dalam 32 hari.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pendaki gunung marathon solo Willem Sigar Tasiam memulai pendakian Gunung Raung, Jawa Timur, Kamis (5/5/2016).
"Persiapan untuk tahun ini sama seperti yang sebelumnya. Porsi latihannya memang diperbanyak, tetapi jogging saja, di Jakarta," tutur Willem kepada KompasTravel, Minggu (24/4/2016).

Pada 26 April-4 Juni 2016 mendatang, Willem akan maraton 50 gunung, mulai dari Kelimutu (NTT) sampai Sibayak (Sumatera Utara). Dari 50 gunung yang akan didakinya, ada beberapa yang baru kali pertama dipijak Willem.

"Inerie (NTT) baru pertama. Gunung Batukau di Bali juga baru, di Lampung juga ada satu gunung baru. Selebihnya, hampir semuanya familiar," ujarnya.

Gunung Slamet, misalnya, sudah didaki Willem lebih dari 70 kali. Hampir semua dari daftar 50 gunung pernah didakinya lebih dari 10 kali.

Dalam pemecahan rekor kali ini, gunung yang tantangannya paling berat bagi Willem adalah Inerie. Ini adalah kali pertama Willem mendaki gunung di Kabupaten Ngada, Flores, tersebut.

"Gunung Inerie kan jarang didaki. Kemarin saya mampir, pijakannya bahkan belum ada. Ini cukup menjadi tantangan, terutama saat turun," papar Willem.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pendaki gunung marathon solo Willem Sigar Tasiam saat mendirikan tenda di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (4/5/2016).
Beberapa gunung lain juga bisa jadi tantangan bagi Willem, terutama jika cuaca buruk. Dia menuturkan, beberapa gunung yang puncaknya pasir bisa jadi tantangan lebih saat cuaca kurang mendukung.

"Rinjani, Semeru, Agung lewat jalur Besakih, Slamet, juga Kerinci. Lain halnya gunung dengan kontur hutan, tidak terlalu masalah," tambahnya.

Gunung pertama yang didaki Willem adalah Gede Pangrango. Waktu itu, tahun 1977, usia Willem baru 19 tahun. Dari situ, Willem berkisah, ia langsung jatuh cinta pada gunung dan sering mendaki seorang diri.

"Frekuensi pendakian semakin sering karena sendirian. Yang penting sehat, ada waktu, dan ada uang," imbuhnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Travel Update
5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

Jalan Jalan
Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Travel Update
5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

Jalan Jalan
Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Travel Update
5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

Travel Update
 Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Hotel Story
630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

Travel Update
Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com