Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia di Balik Rendang "Jagoan" RM Pagi Sore

Kompas.com - 25/05/2016, 07:33 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - RM Pagi Sore bukanlah restoran Padang yang asli Sumatera Barat. Meski begitu, jaringan rumah makan asal Palembang ini mendaulat punya 'jagoannya' rendang yang lamak bana. Benarkah?

Jaringan restoran asal Palembang, RM Pagi Sore, mendaulat punya rendang bercita rasa paling enak. Betapa kontroversial. Padahal bagi masyarakat Minang terutama para Uni, rendang merupakan simbol kehormatan dan martabat. Mereka yang ingin 'dilirik' pria harus bisa membuat rendang lamak bana.

Bahan, bumbu, dan teknik memasak menjadi faktor penentu enak atau tidaknya cita rasa rendang. Rasa yang begitu kaya membuat masakan ikonik Sumatera Barat ini masuk dalam 50 makanan terenak di dunia versi CNN. 

(BACA: Inilah 2 Rumah Makan Padang Tertua di Jakarta)

Penasaran dengan tagline "Jagonya Rendang" yang didaulat RM Pagi Sore, saya melangkahkan kaki masuk ke dalam salah satu gerainya. Hingga saat ini RM Pagi Sore punya empat gerai di Jakarta. Satu di Rawamangun, satu di Cempaka Putih, satu di Cipete Raya, dan satu di Kalimalang.

Saya memasuki gerai RM Pagi Sore di Jalan Cipete Raya II No 1, Jakarta Selatan. Ruangan dalamnya besar, bersih, dengan meja dan kursi tertata rapi. Waktu tepat menunjukkan pukul 14.30 WIB, jam makan siang sudah lewat. Hanya tersisa beberapa pengunjung yang masih 'berkutat' dengan tumpukan piring kecil di hadapan mereka. 

(BACA: Bukan Rendang, Ini Hidangan Favorit di RM Padang Tertua di Jakarta...)

"Rendang tentunya jadi masakan yang paling diincar. Jagonya rendang," tutur Iwan, Supervisor RM Pagi Sore kepada KompasTravel, Selasa (24/5/2016).

Selain rendang, beberapa varian menu yang jadi favorit pengunjung olahan ayam seperti ayam pop, ayam goreng, ayam bakar, ayam gulai, juga ayam rendang.

"Kita juga punya olahan rendang berbahan dasar ayam," tambah Iwan.

Penasaran, saya pun mencicipi rendang legendaris kebanggaan RM Pagi Sore. Dihidangkan bersama berpiring-piring menu lainnya seperti yang disebutkan sebelumnya.

Pelayan restoran tampaknya sengaja menaruh piring rendang tepat di hadapan mata. Wanginya langsung menyeruak, menggugah selera. Sebelum mencicipi dagingnya, saya menyendokkan bumbu pekat rendang dan mencampurnya dengan nasi panas.

Luar biasa. Rasanya gabungan antara gurih, manis, dan pedas. Akhirnya saya memotong rendang yang aslinya berukuran 5 cm x 6 cm itu menjadi beberapa potongan kecil. Hanya menggunakan sendok, tidak keras ataupun alot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com