Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal-usul Nama Glodok dan Pancoran di Jakarta

Kompas.com - 08/06/2016, 10:07 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Bagi orang Jakarta, nama kawasan Glodok dan Pancoran tersohor sebagai lokasi penjualan alat elektronik. Selain itu, kawasan yang terletak di Jakarta Barat ini juga terkenal sebagai daerah pecinan Jakarta atau lokasi tempat banyak etnis Tionghoa menetap.

Glodok sebagai kawasan pecinan sebenarnya sudah eksis sejak lama, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda. Namun, tak disangka, nama Glodok ternyata berasal dari hal yang cukup unik. 

"Jadi, dulu itu di depan Balai Kota atau sekarang Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) setiap sore masyarakat mengambil air bersih dari pancuran yang ada di depannya," ujar Adjie, pemandu dari Jakarta Food Adventure, dalam acara Explore Kota Tua & The Taste of Dutch & Betawi Culinary, Minggu (5/6/2016).

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Suasana di kawasan Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah), Selasa (4/12/2012). Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan van Hoorn. Bangunan museum ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

Menurut Adjie pula, sumber mata air pancuran tersebut berada cukup jauh, yakni sekitar tiga kilometer dari pancuran dan dialirkan menggunakan pipa. Lantas, apa hubungannya dengan kawasan Glodok?

"Sumber mata airnya berasal dari semacam kincir kayu yang terus berputar dan saat berputar mengeluarkan suara 'glodok, glodok'. Jadi, orang mulai memanggil tempat sumber mata air itu Glodok. Lalu, ada kawasan Pancoran dekat Glodok, sebenarnya itu berasal dari sebutan pancuran air," cerita Adjie.

Orang zaman dahulu, menurut Adjie, sangat gemar membuat nama tempat dari sebutan atau kondisi saat itu.

"Seperti Jalan Pintu Besar dan Pintu Kecil dulu itu memang Kota Batavia dikelilingi benteng yang ada pintu besar dan pintu kecil untuk lalu lalang," ujar Adjie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com