Pagi-pagi, orang-orang Melayu mendatangi kerabat Tionghoa mereka dan ikut merayakan Imlek. Kunjungan itu balasan karena orang-orang Tionghoa bertandang saat Idul Fitri. Pada hari-hari perayaan itu, semua anggota keluarga berkumpul. Tak peduli apa pun agamanya. Mereka hadir sebagai kerabat, bukan karena ikatan keagamaan.
Perayaan besar setelah Imlek adalah Ceng Beng atau sembahyang leluhur, yang beberapa tahun terakhir jatuh setiap April. Orang Tionghoa Bangka selanjutnya merayakan hari Pek Cun dengan membuat kue bak cang, sejenis kue ketan yang dibungkus daun.
Khususnya di Bangka, orang akan mendatangi Pantai Tanjung Kerasak. Di sana, ada upaya menegakkan sebutir telur. Biasanya, telur terguling jika diletakkan. Pada hari Pek Cun, jika kondisi gravitasi bumi sempurna, telur bisa berdiri.
Perayaan terakhir adalah sembahyang rebut atau Zhong Yuan Jie pada malam ke-15 bulan ketujuh penanggalan Tiongkok. Upacara itu di Jawa dikenal sebagai Cioko atau sembahyang rebutan. Di Asia Tenggara, selain Indonesia, lebih dikenal sebagai Hungry Ghost Festival. (Kris R Mada dan Amanda Putri N)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.