Harga istimewa nan miring itu pun, lanjutnya, mudah diperoleh jika berbelanja di lapak yang dijaga oleh orang Indonesia atau paling tidak pelayannya bisa berbahasa Indonesia.
Tawar-menawar pun bisa lebih mudah dilakukan, seperti di kios kaus yang dijaga oleh Beni, orang Indonesia asal Surabaya yang sudah lama menetap di Sydney.
“Biasanya ramainya kalau ada rombongan dari Indonesia, nawar, ya cari yang murah,” kata Beni.
Senada dengan Beni, Ratna mengatakan bahwa banyak wisatawan Indonesia yang kerap mampir ke lapak tempatnya bekerja untuk membeli suvenir dan oleh-oleh.
“Banyak banget. Hampir 60 persen customer yang ke sini dari Indonesia. Biasa mereka datang bersama rombongan,” ungkap mahasiswi yang menjadikan aktivitas ini sebagai pekerjaan paruh waktu.
Menurut Ratna, para pembeli dari Indonesia memang doyan menawar meski akhirnya juga membayar sesuai harga awal, kecuali kalau membelinya dalam jumlah besar. Mereka biasanya tidak ngotot menawar jika sudah tahu bahwa barang-barang yang dijual di Paddy’s Market memang lebih murah daripada di tempat lain.
“Dari customer yang datang ke sini, mereka biasanya sudah pernah belanja ke tempat-tempat lain, ke Melbourne, ke Queensland. Katanya, di sini termasuk paling murah,” tuturnya kemudian.
Selain suvenir, di lantai yang sama, pasar ini juga diisi oleh penjual buah dan sayuran segar, terutama di area yang berbatasan langsung dengan Thomas Street.
Sementara itu, di atas pasar ini adalah Market City, semacam mal berisi factory outlet beragam merek terkenal, baik asli Australia maupun internasional. Cotton On, Giordano, Esprit, Platypus, hingga Bonds, misalnya, menjual produk out of season dengan harga miring.
Poster bertuliskan “SALE” dengan huruf capital menghiasi setiap outlet, termasuk Platypus yang memajang poster bertuliskan “Sneaker Pop Up Store SALE” di sekeliling dinding kaca tokonya sebagai magnet bagi para pecinta sneaker, sport shoes, dan boot yang ingin berburu sepatu dari berbagai merek terkenal dengan harga murah.
(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.