Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebesaran Pusaka Indramayu yang Sunyi

Kompas.com - 05/01/2017, 20:06 WIB

Sekali setahun

Apalagi, menurut Dasuki, Cakra Udaksana, Pataka Gagak Pinangsih, dan puluhan pusaka peninggalan Wiralodra dan keturunannya, hanya dipamerkan sekali setahun kepada khalayak, yakni saat peringatan hari jadi Indramayu, 7 Oktober.

Seperti siang itu, sekitar 80 pusaka dipamerkan ke khalayak di Pendopo Indramayu selama sepekan dalam rangkaian Festival Tjimanoek untuk perayaan hari jadi Indramayu.

Sebelumnya, Cakra Udaksana diarak berkeliling Indramayu. Pusaka yang dipamerkan merupakan hasil inventarisasi keturunan Wiralodra yang dilakukan sejak 2000.

”Semuanya asli, bukan replika dan tidak dijual,” ujar Dasuki yang bersama pegiat sejarah lainnya rela bermalam di pendopo selama pameran.

Menurut Dasuki, tanpa adanya museum yang memadai, publikasi sejarah kebesaran Indramayu kepada generasi muda sulit dilakukan. Apalagi, lanjutnya, dukungan pemerintah setempat masih minim.

”Untuk kirab selama setahun, kami mendapat Rp 250 juta dan pameran Rp 25 juta. Ini masih kurang. Kami bahkan kadang-kadang nombok. Idealnya, Rp 500 juta per tahun karena banyak undangan pameran dari luar daerah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Indramayu Odang Kusmayadi mengatakan, hingga kini belum ada museum yang memadai. ”Kami usahakan tahun depan museum dibangun,” ujar Odang.

Yohanto A Nugraha dari Dewan Kesenian Indramayu mengatakan, seharusnya, sejak dulu, pemerintah kabupaten menginventarisasi pusaka dan peninggalan sejarah daerah itu sebelum membuat museum.

”Kami sudah lama merindukan museum. Fungsinya sederhana, sebagai pembelajaran masa lampau bagi masyarakat sekarang,” ujar Abuk, panggilan Yohanto. (ABDULLAH FIKRI ASHRI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Januari 2017, di halaman 21 dengan judul "Kebesaran Pusaka Indramayu yang Sunyi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com