Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2017, 19:20 WIB

SOLO, KOMPAS - Karnaval budaya Grebeg Sudiro menyimpan potensi sebagai daya tarik wisata unggulan di Solo, Jawa Tengah. Namun, pelaksanaan kegiatan ini harus ditata lebih baik sehingga lebih tertib.

Apalagi kegiatan budaya ini memiliki makna yang kuat, yakni menjaga dan memperkuat pluralisme serta wujud akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Karnaval budaya Grebeg Sudiro ke-10 diawali di depan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2017).

Kegiatan ini berlangsung dalam guyuran hujan sehingga berjalan tidak maksimal. Banyak peserta terpaksa mengenakan jas hujan sehingga busana etnik yang dikenakan tertutup.

Peserta yang menampilkan kesenian tradisional bahkan ada yang keluar dari barisan setelah tampil di depan panggung utama. Mereka berupaya melindungi perangkat kesenian dari air, tetapi sebagian besar peserta tetap melanjutkan pawai.

Karnaval juga terkesan semrawut karena terganggu ribuan penonton yang terus mendesak maju ke jalur lintasan peserta. Akibatnya, peserta karnaval kesulitan berjalan dan tidak bisa menyajikan penampilan terbaiknya.

”Ini sudah bagus, tetapi harus ditata lebih baik,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti sesuai karnaval Grebeg Sudiro di Solo.

Manajemen penonton perlu dibenahi agar pelaksanaan karnaval berjalan lebih tertib. Pengunjung atau warga perlu diedukasi agar tertib saat menonton.

”Warga perlu diedukasi agar menjaga ketertiban dan kebersihan selama acara,” katanya.

KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO Kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah, kini tengah bersiap merayakan Imlek. Begini suasana Jalan Wotgandul Timur, Rabu (18/1/2017), yang merupakan pusat keramaian di kawasan Pecinan. Di sini ada Pasar Gang Baru (kanan jalan) juga kelenteng tertua Siu Hok Bio yang dibangun 1753 (kiri), yang menjadi lokasi pasar Imlek Semawis, 24-26 Januari 2017.
Menurut Esthy, Grebeg Sudiro memiliki potensi menjadi daya tarik wisata unggulan di Solo. Pasalnya, kegiatan budaya ini memiliki makna yang kuat, yakni menjaga dan memperkuat pluralisme serta wujud akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Grebeg Sudiro juga melibatkan berbagai komponen masyarakat lintas agama, etnis, dan budaya.

”Supaya menjadi menarik harus berkesinambungan, setiap tahun diadakan dan dikembangkan. Harus ada kreativitas, inovasi, dan dipromosikan,” ujarnya.

Karnaval Grebeg Sudiro diikuti 48 kelompok dan melibatkan sekitar 2.000 peserta. Kesenian yang ditampilkan, antara lain barongsai, liong, reog, dan kirab 14 jodang (kotak untuk menyimpan penganan) dan gunungan yang berisi kue keranjang, bakpao, onde-onde, dan hasil bumi.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Grebeg Sudiro menunjukkan kemajemukan di Solo sebagai keindahan yang harus dijaga. Untuk mendukung pengembangan wisata di Sudiroprajan, Pemkot Solo akan mengembangkan wisata air Kali Pepe. (RWN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Januari 2017, di halaman 24 dengan judul "Grebeg Sudiro Perlu Ditata Lagi".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Travel Update
3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

Travel Tips
Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Travel Update
Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Travel Update
10 Wisata Dieng Terkenal buat Libur Tahun Baru 2024 

10 Wisata Dieng Terkenal buat Libur Tahun Baru 2024 

Jalan Jalan
Promo 12.12, Ada Diskon Tiket Kereta Api 20 Persen Berlaku 29 Rute

Promo 12.12, Ada Diskon Tiket Kereta Api 20 Persen Berlaku 29 Rute

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com