Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filosofi di Balik Keunikan Kuliner Korea

Kompas.com - 09/02/2017, 05:07 WIB

TRADISI kuliner selalu mencerminkan budaya komunitas penyangganya. Hal ini berlaku tidak hanya bagi kuliner Nusantara yang memiliki aneka citarasa cukup kaya.

Namun juga tampak dalam tradisi kuliner bangsa lain. Di antaranya kuliner Korea yang kini juga banyak bermunculan di beberapa titik di ibu kota. Tengok saja, misalnya, di sepanjang Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan.

Ikon-ikon budaya pop yang kini banyak digemari anak negeri sudah banyak diketahui orang. Yang belum banyak diketahui adalah bahwa negeri ginseng itu mempunyai tradisi kuliner yang tergolong unik.

Sebagaimana dipaparkan dalam Korean Cuisine: Refresh Your Sense, buku panduan yang diterbitkan Korea Tourism Organization, kuliner Korea memiliki nilai filosofi, ilmiah, dan medis yang menarik untuk diungkap lebih jauh.

Jejak Budhisme dalam tradisi kuliner Korea

Makanan Korea adalah sumber energi yang baik. Bagi orang Korea, energi tak semata berkaitan dengan kekuatan fisik. Namun juga bertaut dengan kekuatan jiwa dan pikiran. Tak heran jika kearifan tradisional Korea mengatakan, “Masakan dan ilmu kedokteran tumbuh dari akar budaya yang sama.”

Oleh sebab itu, “Tak ada ilmu kedokteran yang lebih baik dari masakan”. Kepercayaan tradisional lama ini menunjukkan pentingnya peran makanan bagi kesehatan fisik dan emosional bangsa Korea.

Sementara filosofi yang terkandung dalam prinsip yin dan yang, dan lima unsur dasar menerangkan kesalingterkaitan antar-unsur. Filosofi ini menerangkan bagaimana semua hal-ihwal di alam tumbuh dan berkembang berdasarkan hubungan saling menguntungkan satu sama lain.

Prisnsip yin-yang, misalnya, menjelaskan bagaimana Bumi dan langit dibentuk. Dua energi ini juga kemudian yang menciptakan lima unsur: tumbuhan, api, tanah, logam, dan air. Ada juga lima warna utama: biru, merah, kuning, putih, dan hitam, yang sejalan dengan kelima unsur dasar.

Bahan-bahan dengan warna tersebut dicampur untuk menghasilkan makanan yang memungkinkan tubuh menyerap nutrisi secara efisien. Juga membangkitkan selera melalui lima cita rasa esensial, yaitu asin, panas, manis, pahit, dan asam. Di sinilah tampak jejak Budhisme dalam kuliner Korea.

Bila makanan yang berbeda-beda itu dipadukan, satu sama lain akan meningkatkan khasiat makanan tersebut. Ginseng dalam menu samgyetang (sup ginseng), misalnya, membantu menghilangkan stres. Se-ujeot (udang yang diasinkan) yang disajikan dengan bossam (daging yang dikukus dan dibaluti sayuran) dapat menurunkan kegemukan.

Sayuran lebih dominan

Beberapa makanan Korea diolah melalui proses fermentasi. Misalnya, kimchi yang selalu jadi menu utama. Bahan pokoknya adalah sawi putih. Fermentasi ini menjadi bagian paling menarik dalam mendiskusikan aspek ilmiah dari makanan Korea. Sebab, bakteri yang baik dari bahan-bahan alami membantu proses fermentasi menghasilkan kandungan nutrisi makanan yang tinggi.

Sayur-sayuran boleh dibilang hal yang jamak dalam masakan orang Korea. Hampir semua masakan selalu memakai sayur sebagai bahannya. Pola makan yang sehat ini tentunya menggambarkan gaya hidup yang sehat pula. Bagi Anda yang vegetarian, menyantap kuliner Korea bisa membangkitkan sensasi yang berbeda. (Intisari-online.com/Rusman Nurjaman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com