Bahan baku segar
Semua bahan baku kopi yang dipakai di Warung Kopi Lawoek adalah bahan baku segar dari lahan keluarga seluas 2 hektar di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung.
Tanaman kopi yang ditanam di lereng Sindoro, termasuk di Desa Tlahab, ditanam berselang-seling dengan tanaman tembakau.
Suami I’is, Setyo Wuwuh, mengatakan, dari lahan yang ditumbuhi sekitar 800 batang kopi arabikatersebut, mampu dipetik 3-4 ton bijih kopi segar per tahun.
Setelah dipanen, barulah bijih kopi tersebut diproses oleh keluarga menjadi kopi bubuk dan roasted beans.
Sekitar 50 persen dari hasil panen tersebut digunakan sebagai bahan baku di Warung Kopi Lawoek, dan 50 persen lainnya dikemas, dan dijual kepada para pelanggan yang tersebar di Salatiga, Yogyakarta, dan sejumlah kota di Nusa Tenggara Timur, serta Bali.
Bergantian dengan istrinya, Setyo pun ikut menjaga warung.
Sebagai orang yang terlibat dari proses petik panen, dia sesekali harus memberikan layanan ”ekstra”, menjelaskan tentang kegiatan panen, hingga penanganan pasca produksi yang akhirnya menghasilkan kopi dengan beragam cita rasa, aroma, dan warna berbeda seperti natural coffee yang dengan rasa alami dan khas, bercampur dengan aroma tembakau, ataupun fullwashed coffee yang memiliki cita rasa asam yang kuat.
Kopi menjadi salah satu potensi unggulan di Kabupaten Temanggung. Hal ini bahkan dipertegas dengan dipakainya tanaman kopi dala, lambang Kabupaten Temanggung, berdampingan dengan tembakau dan vanili.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung tahun 2015, luas areal tanaman kopi di Kabupaten Temanggung terdata mencapai 10.993 hektar, yang terdiri dari tanaman kopi robusta seluas 9.280 hektar dan tanaman kopi arabika 1.713 hektar.
Kopi robusta telah ditanam sejak masa penjajahan Belanda, sedangkan kopi arabika baru mulai tahun 2000. (REGINA RUKMORINI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Februari 2017, di halaman 31 dengan judul "Harum Kopi di Tengah Pasar".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.