Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Palembang Kini Berwarna

Kompas.com - 13/03/2017, 21:46 WIB

Saat itu, Belanda sering menimbun kota untuk mempermudah akses logistik. Salah satu kawasan yang ditimbun adalah kawasan Jenderal Sudirman. Kawasan itu tadinya rawa di tepi Sungai Musi.

”Mulanya, warga tinggal di rumah panggung dari kayu. Setelah penimbunan, muncul bangunan batu,” ujar Iwan.

Sekretaris Daerah Kota Palembang Harobin Mustofa mengatakan, sampai saat ini ada sekitar 300 ruko yang ditata dan dipercantik dengan beragam warna di kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan Kawasan Pasar 16 Ilir, Palembang.

Hanya tinggal 20 ruko yang belum dibenahi lantaran pemiliknya di luar kota Palembang.

Untuk mempercantik kawasan kota tua itu, Pemerintah Kota Palembang menggandeng Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional untuk memperbaiki trotoar.

Selain dilapisi keramik, trotoar juga dipercantik dengan tempat duduk hingga di kawasan Bundaran Air Mancur. Lampu hias juga akan dipasang di sepanjang trotoar.

Adapun untuk pengecatan dan pemasangan lampu, pemkot melibatkan masyarakat dan pihak ketiga. ”Pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri karena APBD Kota Palembang tidak mencukupi,” ujarnya. Ke depan, kata Harobin, kawasan ini juga akan dijadikan pusat kuliner.

Penataan di beberapa titik jalan kini juga masih tertunda karena adanya pekerjaan konstruksi kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang dibangun di median Jalan Jenderal Sudirman. ”Setelah proyek itu selesai, pembenahan optimal akan kami lakukan,” kata Harobin.

Menurut rencana, seluruh program penataan kota Palembang akan selesai sebelum Asian Games 2018.

Selain mempercantik kota, Wali Kota Palembang Harnojoyo juga merevitalisasi sungai. Tidak hanya menurunkan aparat pemda, revitalisasi sungai juga melibatkan masyarakat sekitar.

”Kalau kota bersih dan bebas banjir, banyak wisatawan yang akan datang,” ujar Harnojoyo.

Namun, budayawan Sumatera Selatan, Yudhi Syarofi, mengatakan, seharusnya pemerintah tidak melakukan penataan dan pengecatan sembarangan karena dikhawatirkan merusak bangunan-bangunan tua bersejarah itu.

Sebelumnya, saat menata Kampung Al Munawar, Pemerintah Kota Palembang melakukan kajian sehingga cat yang digunakan tidak merusak dan warnanya serupa dengan bangunan-bangunan yang asli. (RHAMA PURNA JATI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2017, di halaman 10 dengan judul "Kota Tua Palembang Kini Berwarna".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com