Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Bawah Laut Pahawang

Kompas.com - 28/04/2017, 07:29 WIB

Fotografer dari operator wisata telah menunggu di bawah, dan langsung memotret kami. Kami cukup sanggup menahan napas karena kedalaman di spot ini hanya 2 meter-4 meter.

Spot kedua yang kami kunjungi adalah Taman Nemo, di dekat Pulau Pahawang. Di dekat taman ini juga ada Pulau Pasir Timbul yang menghubungkan Pulau Pahawang Besar dengan Pulau Pahawang Kecil.

Jika laut sedang surut, pulau ini akan timbul berupa hamparan pasir putih. Namun, jika laut sedang pasang, pulau pasir ini menghilang.

Di Taman Nemo, beragam ikan warna-warni berenang wira-wiri. Bahkan, ikan badut pun juga banyak ditemukan di Taman Nemo karena di tempat tersebut dibudidayakan terumbu karang hidup.

Terumbu karang, termasuk anemon rumah ikan badut, tidak tumbuh di Taman Nemo. Mereka diambil dari Teluk Kiluan, dan dikembangkan di Pulau Pahawang. Hasilnya, terumbu karang semakin banyak dan ikan-ikan karang pun berkembang biak dengan baik.

Teluk Kiluan yang merupakan bagian dari Teluk Lampung adalah spot migrasi lumba-lumba. Jika wisatawan ingin bermain dengan lumba-lumba, wisatawan harus bangun pagi karena lumba-lumba hanya bisa ditemui pada pukul 06.00 sampai pukul 10.00.

Selesai bermain dengan ikan warna-warni, kami menuju Desa Suwak Buah di Pulau Pahawang Besar.

Di rumah Ny Emi, makan siang kami sudah terhidang. Menunya adalah ikan bakar dan cumi bakar. Ditambah sayur asem, lalapan, tempe goreng, dan sambal yang superpedas.

Di sekitar Pulau Pahawang Besar tersebar vila-vila apung yang bisa disewa dengan harga Rp 1,5 juta untuk 24 jam. Namun, harga sewa ini belum termasuk makan.

Jika ingin makan, bisa memasak sendiri atau memesan dari nelayan sekitar dengan harga Rp 50.000 per orang setiap kali makan.

Seusai makan siang, kami pun segera kembali ke Pelabuhan Ketapang, dan siap kembali ke Lampung. Jika ingin segera kembali ke Jakarta, bisa langsung menuju bandara karena saat itu masih pukul 15.00. Dan penerbangan terakhir dari Lampung adalah pukul 19.00.

Kami tidak segera pulang karena acara utama kami baru dilakukan keesokan harinya. Lagi pula, kami ingin merasakan nasi uduk yang menjadi salah satu favorit makanan di Lampung. (M CLARA WRESTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com