Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Cantik di Ujung Sumsel

Kompas.com - 30/05/2017, 07:21 WIB

Dari ketinggian Bukit Sulap, tampak Kota Lubuk Linggau dengan hamparan pepohonan rimbun. Di kota ini luasan kawasan hutan mencapai 6.000 hektar. ”Ini menjadi salah satu keunggulan Kota Lubuk Linggau,” kata Prana.

Prana mengatakan, pembangunan kawasan wisata Bukit Sulap baru mencapai 70 persen. Nantinya akan dibangun kafe di puncak bukit sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan kota dari ketinggian.

Selain itu, Bukit Sulap juga akan dilengkapi dengan sistem kelistrikan terintegrasi dan penyempurnaan sistem inclinator, yaitu moda transportasi berupa kereta pada lahan dengan kemiringan ekstrem yang beroperasi sejak dua tahun lalu.

”Kami sedang menunggu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena Bukit Sulap merupakan taman nasional yang diawasi KLHK,” ujarnya.

Prana mengatakan, sejak tiga tahun lalu, Pemkot Lubuk Linggau fokus mengoptimalkan potensi pariwisata di Lubuk Linggau.

”Kami tidak memiliki tambang emas, minyak, dan batubara. Yang ada hanya pariwisata. Ini yang harus dioptimalkan,” katanya.

Pengembangan infrastruktur pariwisata yang sudah digencarkan. Selain itu, dikembangkan juga obyek wisata baru dengan penambahan infrastruktur pendukung.

Lokasi wisata yang akan dibenahi adalah air terjun Takli, Curug Layang, dan Sai Sandu. Sampai saat ini air terjun tersebut belum dikunjungi wisatawan karena aksesnya sulit.

Pemkot Lubuk Linggau juga mengembangkan obyek air terjun Temam dengan membangun eco green park di kawasan itu. Pemerintah telah menyediakan 3,8 hektar lahan untuk pembangunannya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Lubuk Linggau Luthfi Ishak mengatakan, jumlah wisatawan yang datang ke Lubuk Linggau meningkat dari 15.000 orang di tahun 2015 menjadi 20.000 orang pada 2016. Tahun ini ditargetkan ada kunjungan 25.000 wisatawan.

Peningkatan kunjungan tidak lepas dari penambahan frekuensi penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, ke Bandara Silampari, Lubuk Linggau, dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.

Penerbangan perlu waktu 1 jam 10 menit. Jumlah hotel meningkat dari 15 buah menjadi 18 buah, saat ini. ”Akhir tahun ini akan bertambah tiga hotel,” katanya. (Rhama Purna Jati)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Mei 2017, di halaman 9 dengan judul "Si Cantik di Ujung Sumsel".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com