Raja bermimpi saat bertapa di Pura Jogan Agung, Ketewel, menyaksikan bidadari menari dengan hiasan kepala dari emas. Mimpi itu menjadi kenyataan yang disebut Sang Hyang Legong.
Dalam perkembangannya, ada sekitar 18 tarian legong, termasuk legong gaya Desa Bedulu. Tari itu, antara lain, Legong Lasem, Kupu-Kupu Tarum, Jobog, Kuntul, Legod Bawa, dan Smarandhana.
Lima generasi
Dari tahun 1920-an hingga tahun 1980-an, ada lima generasi penari legong bedulu. Generasi pertama, antara lain, I Camplung, I Pukel dan I Ciglek. Generasi kedua adalah I Gusti Putu Brenis, I Resi, dan I Lambon.
Generasi kedua adalah I Gusti Putu Pratik, I Nyoman Losin dan I Klaga. Generasi keempat adalah I Lemes, I Nyoman Pasti, dan I Gusti Ketut Kantun. Adapun generasi kelima adalah I Gusti Ayu Ketut Kartikawati, I Gusti Ayu Okaweli, dan I Gusti Putu Ngempot.
Sebelum tahun 1980, legong bedulu sempat mati suri. Para penari generasi kelima bersama kakak beradik Sudarta dan Sudiarsa merevitalisasi legong bedulu.