Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Peradaban Purbakala

Kompas.com - 12/06/2017, 05:10 WIB

MEMASUKI kawasan Goa Harimau di Bukit Karang Sialang, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, seakan kembali menapaki kehidupan purbakala di masa silam.

Selain memancarkan keindahan alam, goa ini juga mewariskan nilai-nilai luhur untuk kehidupan masa kini.

Kamis (13/4/2017), ratusan pengunjung, mulai dari siswa sekolah dasar, menengah, mahasiswa, hingga pegiat media sosial, datang untuk melihat keindahan Goa Harimau dari dekat.

Goa ini tak jauh dari Goa Putri yang berlokasi sekitar 230 kilometer dari Kota Palembang. Namun, untuk tiba di tempat ini tidaklah mudah.

Pengunjung harus melewati kawasan hutan dan perlu sedikit mendaki karena goa ini berada di kawasan perbukitan yang ada di dekat aliran Sungai Ogan.

(BACA: Ini Goa Gelatik Lorong Sewu, Goa Tujuh Susun di Gunungkidul)

Jejeran pohon jati diselingi hamparan kebun kopi di sejumlah sisi menemani perjalanan pengunjung menuju Goa Harimau. Lintasannya cukup sulit ditempuh, terutama saat hujan, karena jalur masih didominasi bebatuan dan tanah merah.

Langkah pun perlu diawasi karena di beberapa lokaso, lintasan sangat curam. Jika tak berhati-hati, pengunjung bisa terperosok ke sungai.

Setelah melewati sungai kecil, pengujung harus menapaki 105 anak tangga untuk tiba di mulut Goa Harimau yang berdiameter 50 meter dengan ketinggian mencapai 30 meter.

Goa Harimau terletak di sebuah bukit gamping yang dahulu kala merupakan dasar laut dangkal. Peristiwa tektonik kemudian memunculkan dasar laut ke permukaan.

(BACA: Goa Ini Jadi Tempat Pertemuan Semua Agama di Myanmar)

Peristiwa alam tersebut mengukir kawasan ini menjadi formasi kars. Situs ini dinamakan Goa Harimau karena konon penduduk setempat sering mendengar auman harimau dari dalam goa.

Tiga lapisan

Setibanya di Goa Harimau, pengunjung langsung disuguhkan pemandangan yang menawan dan sedikit menyeramkan. Jejeran stalaktit dan stalakmit memukau mata pengujung.

Juru rawat Goa Harimau, Dodi Chandra (34), menerangkan, goa ini memiliki tiga lapisan. Lapisan pertama yang dapat didatangi pengunjung saat ini.

Lapisan kedua hanya bisa ditempuh dengan mendaki bebatuan yang ada di lapisan pertama. Biasanya di lapisan ini terdapat burung walet dan kelelawar. Sementara lapisan paling atas adalah kawasan belantara yang ditumbuhi tanaman liar.

Keindahan itu bersanding dengan 86 replika kerangka manusia yang tertanam pada kedalaman sekitar 1,5 meter, menjadi pemandangan yang memunculkan sedikit kesan mistis. Replika itu dibuat mirip dengan hasil eskavasi yang dilakukan sejumlah peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Prof Truman Simanjutak, menduga goa tersebut sudah dihuni sejak zaman prasejarah, tepatnya sejak 22.000 tahun lalu.

Hal ini tampak dari adanya penemuan sejumlah peninggalan, seperti serpian bebatuan dan tulang sejumlah hewan. Peninggalan itu ditemukan saat peneliti melakukan penggalian hingga kedalaman 2,7 meter.

Sementara untuk kerangka manusia purbakala ditemukan di kedalaman 1,5 meter di bawah permukaan goa. Kerangka ini adalah penghuni Goa Harimau yang berasal dari ras Austromelanesoid yang diperkirakan berusia 7.000 tahun.

Di kedalaman 500 sentimeter hingga 1 meter ditemukan rangka manusia purbakala yang diperkirakan berasal dari ras Mongoloid berusia 3.500 tahun sampai 4.000 tahun. "Ras inilah yang merupakan leluhur bangsa kita saat ini," ujar Truman.

Karena itu, kata Truman, goa ini mewariskan nilai-nilai peradaban yang dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia saat ini, termasuk nilai kebinekaan.

Berdasarkan hasil eskavasi makam, goa ini diduga pernah dihuni dua ras secara berdampingan, yakni ras Mongoloid dan ras Austromelanesoid.

Selain itu, pengunjung dapat mempelajari nilai spiritual yang sudah ada sejak dulu. Posisi kerangka yang terletang dengan kepala menghadap ke timur dan kaki ke barat menunjukkan adanya kepercayaan yang dianut manusia goa sejak dulu.

Kepala ke arah timur mengacu pada arah terbitnya matahari dan kaki di barat mengacu pada arah tenggelamnya matahari.

Di dalam Goa Harimau juga terkandung nilai-nilai estetika yang sudah ada sejak dulu. Hal ini tampak dari sejumlah karya seni berupa lukisan cadas yang dibuat masyarakat yang tinggal di Goa Harimau.

Lukisan dibuat di dinding goa menggunakan batu hematit, yakni mineral oksida besi yang tersebar di Goa Harimau.

Bentuk lukisan pun beragam, seperti motif melengkung, vertikal, geometris, dan sejumlah gambar yang menyerupai hewan.

Penemuan lukisan di goa ini juga memupuskan anggapan bahwa masyarakat purbakala yang tinggal di dataran Sumatera saat itu tidak memiliki tradisi melukis cadas.

Dalam goa ini juga terpancar kehidupan masyarakat yang sudah mulai mengenal sistem strata sosial. Hal ini terlihat di salah satu makam yang didalamnya terdapat tiga kerangka.

Truman menduga, makam itu adalah makam salah satu orang terpandang yang dikubur bersama dengan ajudannya.

Goa Harimau ini juga menunjukkan bahwa masyarakat di zaman itu sudah menjalin hubungan dengan dunia luar. Hal ini terlihat dari sejumlah peralatan yang digunakan, seperti perunggu, gelang, dan perhiasan lain. Saat itu, perunggu hanya ada di kawasan Vietnam.

Kepala Dinas Pariwisata Ogan Komering Ulu Faisol Ibrahim menerangkan, Goa Harimau merupakan satu dari tiga goa yang disiapkan sebagai tempat kunjungan wisata. Dua goa lain adalah Goa Putri dan Goa Silabe. Sejumlah infrastruktur penunjang mulai disiapkan.

Misalnya, museum untuk menyimpan penemuan dari tim Arkeologi Nasional di Goa Harimau. Pembangunan museum akan selesai akhir 2017.

Museum itu berada dekat Goa Putri yang sudah dikenal masyarakat sebagai obyek wisata alam. Saat ini setiap tahun goa dikunjungi 7.000 orang. Dengan terintegrasinya ketiga goa ini, jumlah kunjungan diharapkan dapat meningkat menjadi 10.000 orang.

"Kami berharap pemerintah kabupaten fokus menggarap kekayaan alam yang ada di daerahnya," ucap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camelyn Sinaga. (Rhama Purna Jati)

************************

Ingin mencoba wisata cruise gratis Singapura - Malaka - Singapura? Caranya gampang, ikuti kuis dari Omega Hotel Management di sini. Selamat mencoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com