Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bakdo Kupat", Simbol Persatuan Dalam Keragaman Masyarakat Jaton

Kompas.com - 03/07/2017, 09:06 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

Bakdo kupat memiliki makna persatuan sebagaimana janur kelapa yang dianyam, ikatannya kokoh dan membentuk ruang yang dapat diisi beras. Tanpa anyaman tidak akan memiliki fungsi ini,” kata Muhammad Kiyai Wonopatih, sesepuh masyarakat dan imam masjid Desa Reksonegoro.

Muhammad Kiyai Wonopatih menambahkan sajian makanan saat bakdo kupat adalah pemersatu sanak saudara yang datang dari jauh dan warga lainnya untuk datang bergembira. Mereka bersilaturahmi, menyambung komunikasi dalam ikatan yang kuat, tidak mudah dipisahkan.

Pada masa lalu, pesan orang tua untuk menjaga persatuan dituturkan saat menyantap hidangan lezat ini. Nasihat ini selalu diulang dari tahun ke tahun. Inilah pesan utama yang selalu hadir dalam bakdo kupat masyarakat Jaton.

“Setiap keluarga atau masyarakat pasti ada masalah, bahkan ada yang silaturahminya terputus. Pada momen bakdo kupat inilah hubungan yang renggang tadi bisa ditautkan kembali. Kita menikmati persatuan dan persaudaraan yang hakiki,” ungkap Muhammad Kiyai Wonopatih.

Biaya dan tenaga yang besar bukanlah halangan bagi warga Jaton untuk melaksanakan bakdo kupat. Mereka sudah menyintai kebiasaan ini sebagai warisan leluhur yang harus diteruskan untuk merawat silaturahmi anak bangsa.

Pengalaman para mbah (kakek) mereka di medan laga Perang Diponegoro (1825-1830) memberikan pelajaran yang berharga. Dengan bersatu keinginan untuk mewujudkan impian bersama dapat dicapai, kehidupan yang lebih baik.

“Saya membuat 300 nasi bulu, sebagian pesanan saudara,” kata Nina Pulukadang yang membakar makanan khas ini di kebun belakang rumahnya.

Sementara itu, Hadijah Baderan alias Mbok Jango, dalam usia tuanya, ia masih gesit mengatur bara api dari sabut kelapa agar tidak menghanguskan nasi bulu. Ia rela kepanasan dan mandi keringat agar nasi bulunya masak dengan sempurna.

Yang unik lainnya adalah sajian jenang pada keluarga Abdurrohim Mertosono, meski sama-sama berwana hitam, namun jenang dari keluarga ini memiliki cita rasa pisang yang khas. Ini tidak lain karena saat masaknya dicampurkan buah pisang dalam adonan jenang.

“Tidak sembarang pisang, salah satunya pisang pagata (kepok). Kalau pisang lain akan menggumpal, tidak menyatu dalam adonan jenang. Sudah pernah dicoba tapi tidak pernah berhasil,” papar Idris Mertosono.

Seiring perjalanan waktu, bakdo kupat tidak hanya acara di masjid semata. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Gorontalo mulai melihat peristiwa budaya ini sebagai aset pengembangan pariwisata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com