Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok di Balik Jatuhnya Zaman Rempah

Kompas.com - 20/09/2017, 21:03 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

Poivre tak menyerah dengan ambisinya. Kembali ke Eropa, ia menulis buku memoar dari perjalanannya ke Maluku. Tulisan itu menjadi penyelamat Poivre. Seorang menteri kabinet pemerintahan Louis XV membacanya dan Poivre diberi sponsor untuk kembali melakukan pelayaran ke Maluku.

Poivre meminta bantuan dua orang untuk mengemudi kapal, yakni Evrad de Tremignon dan le sieur dÉtcheverry. Tahun 1770 mereka berlayar ke Maluku.

Angin keberuntungan tiba kepada Poivre. Anak buahnya, Etcheverry, bertemu orang Belanda di Ambon yang sudah bosan dan kecewa dengan kehidupan pulau tersebut sehingga bersedia membeberkan segala informasi. Informasi paling penting adalah Pulau Gueby, tempat penduduk pulau menanam cengkeh dan pala ilegal di dalam hutan.

Meski sempat dicurigai, akhirnya Poivre diberi ribuan benih pala. Penduduk Gueby mendukung segala gerakan yang merugikan Belanda. Dari pulau tetangga Pulau Gueby dibawakan ratusan benih cengkeh muda.

Poivre berlayar ke Mauritius. Meski sempat terkena patroli Belanda, mereka pura-pura tersasar. Di Mauritus, pala dan cengkeh ditanam. Tahun 1776 tercatat sebagai panen cengkeh pertama, dan dua tahun kemudian panen pala pertama di Mauritius.

Pala dan cengkeh akhirnya ditanam di negara koloni Perancis lain seperti Seychelles. Namun tak pernah benar-benar tumbuh subur karena kurangpedulian otoritas dan politik setempat.

Ketika Poivre meninggal, usahanya baru terbayar meski keuntungan juga bukan mengalir ke Perancis. Cengkeh rampasan Poivre disalurkan dari Mauritius menuju Madagaskar, Pemba, dan Zanzibar dan tumbuh luar biasa subur.

"Jika akhirnya Poivre ternyata lebih flamboyan daripada efektif, ia tetap menjadi figur ikonik dari mundurnya perdagangan rempah," tulis Turner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com