Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Mula Penyedap Rasa di Hampir Setiap Masakan Kita

Kompas.com - 28/09/2017, 18:26 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Gurih, atau di berbagai belahan dunia lain terkenal dengan umami, merupakan penemuan sebuah rasa ke lima dalam industri kuliner setelah manis, asam, asin, dan pahit.

Perkembangan rasa gurih sudah semakin pesat. Ragam masakan dunia, termasuk Nusantara, pun tak lepas dari cita rasa ini.

Dikutip dari hasil riset Ajonomoto yang diterima KompasTravel, Rabu (27/9/2017) sejarah terbentuknya rasa gurih pun terdapat di beberapa belahan dunia. Ternyata penemuan rasa gurih tersebut berasal dari sumber yang berbeda-beda.

1. Pada tahun 1907, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda dan keluarganya tengah makan malam dengan hidangan sup dashi dan tahu rebus. Ketika mecicipi kaldu supnya, ia pun bertanya bagaimana ia dapat memasaknya dengan rasa yang begitu lezat. Sang istri menjawab bahwa ia menggunakan kombu, yakni rumput laut kering.

?Nori?, rumput laut kering yang diduga menjadi penyebab wabah keracunan di sekolah-sekolah di Tachikawa, Tokyo.  ASAHI SHIMBUN/ KAE TERAO ?Nori?, rumput laut kering yang diduga menjadi penyebab wabah keracunan di sekolah-sekolah di Tachikawa, Tokyo.
Di situ ia coba mencari tahu "Mengapa kombu bisa memberikan cita rasa unik pada kaldu supnya?" Hingga pada tahun 1908, Profesor Ikeda berhasil mengisolasi kristal yang memberikan cita rasa gurih. Kristal ini terbuat dari glutamat, salah satu asam amino paling umum yang ditemukan dalam makanan juga tubuh manusia.

Satu tahun setelahnya, ia berhasil menggabungkan glutamat dengan natrium. Ini merupakan penyedap yang lezat dan mudah digunakan serta mudah dicerna. Ini juga bisa diproduksi massal, dan mejadi cikal bakal penyedap rasa.

2. Pada era yang sama tetapi di belahan bumi lainnya, seorang perintis industri makanan, Julius Maggi bekerja keras untuk mengembangkan sup instan cepat saji. Upaya Maggi membuahkan hasil berupa potongan dadu kaldu yang terbuat dari protein sayuran terhidrolisis dan hidrolisat, menghasilkan cita rasa kaldu daging.

Baik Profesor Ikeda maupun Maggi sama-sama meneliti kaldu sup untuk menentukan komponen-komponen penyusun rasa gurih. Tetapi perbedaan mendasarnya ialah kaldu Jepang berbahan dasar kombu, sementara kaldu Eropa berbahan dasar sayuran.

Kaldu sup kombu jauh lebih praktis. Sebagian besar komposisi asam aminonya adalah glutamat, diikuti dengan aspartat, serta asam amino lainnya dalam jumlah yang sangat sedikit. Sedangkan kaldu sup sayuran, terurai ke dalam campuran lebih dari sepuluh asam amino yang relatif seimbang, sehingga lebih sulit dicerna.

3. Mari kembali ke dua ribu tahun sebelumnya, pada era Romawi kuno. Ada bumbu utama yang mashsyur dari Yunani, sampai Byzantium hingga ke Arab, bernama Garum. Bumbu ini dibuat dengan memfermentasikan isi perut ikan dalam air garam di dalam bejana tanah liat yang disebut urcei.

Mungkin terdengar tidak menggugah selera, tetapi rata-rata orang Romawi kuno akan berkata sebaliknya. Garum tampaknya menjadi bumbu terpopuler dalam era Romawi kuno, setara dengan kecap asin di Timur jauh (merupakan sumber rasa gurih lainnya).

Sejak itu salah satu industri terbesar yang mengembangkan garum sebagai sumber rasa gurih ialah di Kota Pompeii, semenanjung Italia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com