Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Berkunjung ke Museum Pustaka Peranakan Tionghoa

Kompas.com - 16/03/2018, 15:10 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hanna (21) dan Tian (21) yang merupakan mahasiswi jurusan Sastra China salah satu universitas swasta di Jakarta tampak asyik membolak-balik halaman buku tentang masakan Tionghoa.

Hari itu, Selasa (12/3/2018) mereka sengaja datang ke Museum Pustaka Peranakan Tionghoa untuk mencari referensi skripsi mereka.

"Saya tahu museum ini dari dosen. Disuruh coba ke sini untuk studi pustaka skripsi," kata Hanna.

(Baca juga : Indonesia di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa)

Sekitar pukul 11.00 WIB, mereka tiba di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa yang terletak di Ruko Golden Road BSD C 33 Nomor 78, Serpong, Tangerang Selatan.

Bisa dibilang hari itu Hanna dan Tian beruntung, sebab sang pemilik, Azmi Abubakar (46) sedang berada di museum.

Azmi membantu Hanna dan Tian mencari buku masakan peranakan Tionghoa. Keberutungan lainnya adalah Hanna dan Tian bisa masuk museum, sebab museum tersebut tidak buka setiap hari.

Waktu Operasional Museum Pustaka Peranakan Tionghoa

Azmi Abukar adalah pria berdarah Gayo, Aceh yang membuka Museum Pustaka Peranakan Tionghoa sejak 2011. Selama berpuluh tahun, ia mengumpulkan 30.000 literatur Tionghoa dari seluruh daerah Indonesia.

Museum Pustaka Peranakan Tionghoa tidak memiliki waktu operasional tetap. Sebab selain mengelola museum, Azmi memiliki bisnis utama yang bergerak di bidang properti. Jadi untuk berkunjung ke Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, pengunjung butuh membuat janji temu dengan Azmi minimal dua minggu sebelum kedatangan.

"Kalau saya di museum, kerjaan saya ya saya tinggal ke mandor. Kalau bukan saya, ada relawan lain, tetapi relawan itu juga punya pekerjaan," kata Azmi.

Pernah ia dan kawan relawannya menunggu calon pengunjung yang sudah membuat janji temu selama berjam-jam. Namun, ternyata calon pengunjung tersebut lupa dengan janjinya. Alhasil Azmi dan relawan menghabiskan waktu sia-sia.

Pengunjung mencari refrensi di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.Kompas.com/Silvita Agmasari Pengunjung mencari refrensi di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
Untuk membuat janji temu dengan Azmi dapat menghubungi nomor pribadinya di 081294052035 atau di pesan Facebooknya dengan nama Azmi Abubakar.

Sementara untuk alamat museum, dapat dengan mudah diikuti di peta elektronik. Jika naik kendaraan umum dapat menumpang kereta komuter jurusan Serpong, berhenti di Stasiun Rawa Buntu. Kemudian, perjalanan bisa dilanjutkan dengan transportasi online.

Koleksi di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa

Seperti disebutkan, Azmi mengumpulkan 30.000 literatur Tionghoa yang kebanyakan dalam bahasa Melayu. Koleksi berbahasa Melayu tersebut bisa dibaca oleh masyarakat umum.

(Baca juga : Ini Komik Pertama di Indonesia, Ternyata Sudah Terbit Tahun 1930)

Kebanyakan literatur tersebut terbit sebelum tahun 1980. Temanya beragam, mulai dari sastra, politik, seni, resep masakan, cerita rakyat, foto, dokumen, sampai budaya pop seperti komik. Selain itu juga ada beberapa papan nama, lukisan, serta patung bertema Tionghoa.

Pengunjung dapat memegang dan memotret literatur di Musem Pustaka Peranakan Tionghoa, tetapi tidak boleh dipinjam dan dibawa pulang. 

Hal yang patut diperhatikan berikutnya adalah aturan makan atau minum di museum. Sebab Museum Pustaka Peranakan Tionghoa memiliki banyak koleksi kuno dan terbuat dari kertas. Ada baiknya jangan bersantap atau merokok di dalam museum. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com