Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mengolah Ayam Kampung Seperti Ayam Goreng Kesukaan Jokowi

Kompas.com - 03/04/2018, 14:23 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Hidangan ayam kampung memang terkenal akan kelezatannya, meski harganya lebih mahal dari ayam broiler. Namun, salah mengolah ayam kampung bisa menyebabkan dagingnya liat, alot, bahkan keras.

Ayam kampung juga jadi salah satu sajian kesukaan Presiden Jokowi. Terbukti saat liburan akhir pekan lalu, Sabtu (31/3/2018), Jokowi bersantap siang bersama keluarga di rumah makan Ayam Goreng Mbah Karto. Ini adalah salah satu kedai langganannya. Jokowi memesan ayam goreng kampung.

Baca juga : Ayam Goreng Mbah Karto, Kesukaan Jokowi Saat Liburan

Suripto, juru masak di salah satu rumah makan dengan hidangan utama ayam kampung yang tersohor di Semarang, berbagi tips kepada KompasTravel tentang cara mengolah dan memasak ayam kampung.

Suripto bekerja di kedai Ayam Goreng Pak Supar sejak restoran tersebut dibuka 30 tahun lalu. Hingga kini Suripto masih setia mengolah potongan ayam kampung hingga membuat antrean panjang pelanggannya tiap jam makan malam.

Suasana dapur Ayam Goreng Sop Buntut Daging Pak Supar, Semarang, Rabu (28/3/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana dapur Ayam Goreng Sop Buntut Daging Pak Supar, Semarang, Rabu (28/3/2018).
Banyak orang bilang daging ayam kampung lebih liat, alot, bahkan keras. Namun menurutnya hal tersebut terjadi karena salah memasaknya.

"Ayam kampung itu jangan disamakan dengan ayam biasa, apalagi dengan tempe, tahu, dan yang lain," tutrnya saat dikunjungi KompasTravel di Semarang, Rabu (28/3/2018).

Baca juga : Lezatnya Ayam Goreng Pak Supar, Pengunjung Rela Antre hingga 1 Jam

Pertama, untuk hidangan ayam goreng, pihak kedai hanya menggunakan ayam kampung dengan usia tertentu. Ia menyarankan ayam dengan usia sebelum satu tahun, tepatnya sekitar empat hingga enam bulan.

"Ayamnya harus fresh, jangan lama ditunda dalam lemari es. Setelah itu dibumbui ungkep dengan bumbu cair sampai terendam," jelas pria yang biasa dipanggil Pak Ripto ini.

Menu favorit Presiden Joko Widodo di RM Ayam Goreng Mbah Karto, ayam goreng dengan sambel blondho (sambel yang hitam). KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Menu favorit Presiden Joko Widodo di RM Ayam Goreng Mbah Karto, ayam goreng dengan sambel blondho (sambel yang hitam).
Proses yang paling penting menurut Pak Ripto ialah saat penggorengan. Menurutnya, banyak orang yang menggoreng ayam kampung seperti menggorang tempe dengan minyak yang sedikit. Padahal ayam harus terendam minyak panas.

"Kita bilangnya merendam ayam dalam minyak. Minyaknya tunggu sampai panas," pungkasnya lagi. Tak heran melihat penggorengannya begitu cekung mirip panci dan bisa menampung banyak minyak goreng.

Panasnya minyak berguna untuk mematangkan keseluruhan bagian secara langsung, sehingga tidak alot. Ia mengatakan, jika minyak belum panas dan ayam sudah dimasukkan, akan membuat ayam tidak matang sempurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com