"Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menanamkan rasa cinta laut sejak dini kepada murid SD, sebagai generasi yang akan datang,"ucap Ikram.
Ikram menjelaskan, Desa Nemberala dan sekitarnya merupakan salah satu kawasan pariwisata di Provinsi NTT. Karena itu memasuki desa ini sangat terasa aura pariwisata alam perairan.
Keindahan dan estetika pantai dan bawah laut, serta potensi gelombang juga telah dimanfaatkan untuk aktivitas selancar oleh para wisatawan asing.
Namun demikian, pengelolaan sampah plastik, kerusakan ekosistem terumbu karang akibat aktivitas destructive fishing dan pengambilan pasir pantai merupakan isu penting di desa Nemberala.
Berdasarkan isu-isu ini, BKKPN Kupang menggali informasi melalui metode quisioner dan pertanyaan terbuka untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V dan VI yang mengikuti kegiatan Conservation Goes to School (CGtS).
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa 85 persen siswa, telah mengetahui dan memahami ekosistem terumbu karang dan penyebab serta dampaknya.
Demikian juga pengenalan jenis ikan yang dilindungi. Sebanyak 95 persen siswa telah mengenal dan mengetahui jenis-jenis ikan dan biota laut, namun 40 persen belum mengetahui status perlindungannya.
"Melalui pemutaran video dan peragaan poster tentang konservasi ekosistem dan jenis ikan dilindungi, menunjukan minat siswa untuk memberikan pertanyaan terkait konservasi," jelas pria asal Ambon, Maluku ini.
Baca juga : Melihat Warna Indonesia dalam Tenun Khas Rote Ndao
Selanjutnya, sebut Ikram, pengukuran pemahaman siswa tentang sampah plastik dan dampaknya terhadap kehidupan dan keberlangsungan ekosistem laut, hasilnya masih sangat rendah.
Rata-rata siswa mengetahui sampah plastik, tetapi pemahaman dampaknya masih cukup rendah.
Oleh karena itulah materi dan peragaan poster dan stiker tentang marine debris yang disampaikan kepada siswa dan diserahkan kepada pihak sekolah nantinya menjadi salah satu pegangan bagi guru sebagai salah satu bahan ajar bagi siswa.
Selama kurang lebih dua jam CGtS bersama guru dan siswa SD Anda Iko telah memberikan pemahaman dan penyadaran.
Hal ini sekaligus menjadi pesan berantai kepada siswa lainnya, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan sekitarnya.
"Kegiatan CGtS untuk menanamkan rasa cinta laut sejak dini oleh BKKPN Kupang, telah dilaksanakan dari tahun 2016 dalam wilayah TNP Laut Sawu sebanyak 115 sekolah dengan sasaran 7.475 siswa SD dan SMP,"jelasnya.
"Jika pesan berantai dapat tersampaikan, diharapkan penyebaran informasi tentang konservasi dan rasa cinta laut sejak dini menjadi luas di lingkungan sekolah dan di masyarakat," imbuhnya.