Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya sudah mengenal tanaman uwi dan sebagai makanan pokok bagi warga petani di seluruh Manggarai Raya.
Sesungguhnya tanaman asli untuk bahan makanan dari warga petani di seluruh Manggarai Raya adalah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Leluhur orang Manggarai Raya mengenal tanaman itu dan dijadikan bahan makanan pokok sebelum masuk benih padi.
Tanaman uwi sebagai tanaman pertama yang dikenal warga petani dan dijadikan makanan pokok.
Demikian dijelaskan Tua adat Suku Manu Kina, Bernadus Rata kepada KompasTravel di rumahnya di Kampung Paua.
Tua adat lainnya, Gregorius Gorong mengatakan sebelum mengenal benih padi yang didatangkan dari luar Manggarai Raya, warga petani sudah menanam tanaman Uwi yang tersebar di seluruh ladang yang tersebar di kampung-kampung di Manggarai Raya.
Warga petani di seluruh Kecamatan Elar Selatan khususnya maupun Manggarai Raya pada umumnya selalu melaksanakan ritual Kewur Uwi.
Pensiunan guru sekaligus Ketua Lembaga Adat Desa Langgasai, Aloysius Lalung kepada Kompas Travel di rumahnya di Runus mengemukakan ritual kewur uwi merupakan ritual tua yang diwariskan leluhur di wilayah Kecamatan Elar Selatan.
Lalung menjelaskan, biasanya ritual ini dilaksanakan untuk memulai Gheto Roe (panen padi di kebun tua) yang ada di seluruh kampung di wilayah Elar Selatan. Ritual ini dilaksanakan secara massal dari rumah ke rumah dalam sehari.
“Saya sudah dokumentasikan secara tertulis terhadap seluruh ritual adat di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Saya merencanakan untuk membukukan hasil tulisan yang ada di buku agenda pribadi,” jelasnya.
Rupang, Makanan Khas yang Dimasak dengan Daun Bambu Muda
Kaum perempuan di seluruh kampung di wilayah Kecamatan Elar Selatan memegang teguh tradisi masak Rupang, masak nasi yang dengan daun bambu muda.
Rupang merupakan makanan khas dari Kecamatan Elar Selatan yang selalu dihidangkan pada ritual kewur Uwi. Ghan Rupang (makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda).
“Kaum perempuan sudah mengetahui bahwa saat ritual kewur uwi dipadukan dengan hidangan ghan rupang untuk dihidangkan kepada seluruh warga yang mengikuti ritual tersebut. Ini merupakan warisan leluhur warga Kecamatan Elar Selatan,” katanya.