"Disiplin buat menjaga kualitas-kualitas bahannya. Kalaupun cabai naik turun tetep harus pedasnya sama, segitu-segitu aja," ujarnya.
Ikan yang ia pilih masih dari sumber yang sama dengan puluhan tahun lalu, yaitu perairan Pantai Utara. Bumbu yang digunakan pun masih sama. Ia mengaku bisa menghabiskan lima kilogram cabai rawit dalam sehari untuk hidangan ikan manyung.
"Pake ikan ini karena gurih, ditambah bawang putih, brambang (bawang merah), cabe rawit besar, cabe hijau, salam, laos, pake santen dan kemiri," jelasnya.
Ikan manyung segar diasap di sentra pengasapan ikan Demak, lalu dibawa ke dapur untuk digabung dengan tumisan kuah mangut. Winda mengaku turun langsung untuk melihat proses pembuatan kuah yang khas tersebut.
Ikan dan cabai dimasukan terakhir, saat bumbu kuah sudah tercampur. Hal ini menurutnya agar cabai terasa pedas maksimal. Lalu ikan dimasak dalam rendaman kuah tersebut selama kurang dari 30 menit.
"Pemasaknya juga masih turun-temurun dari dulu ini," ungkapnya pada KompasTravel saat mengintip ke dapurnya.
Setiap harinya satu cabang ini menghabiskan sekitar 100 porsi manyung. Satu porsi kepala, dijual seharga Rp 75.000-Rp 150.000 untuk yang berat mencapai dua kilogram.
Bagi Anda yang mau mencicip citarasa yang legendaris ini, bisa berkunjung ke tiga lokasi Resto Kepala Manyung Bu Fat, antara lain di Jalan Sukun, Banyumanik, dan Jalan Ariloka, Krobokan Semarang Barat, pukul 07.00-19.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.