Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Destinasi Wisata di Aceh yang Dilewati Kirab Api Obor Asian Games

Kompas.com - 31/07/2018, 09:24 WIB
Gaby Bunga Saputra,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah mengunjungi Banjarmasin, kirab obor Asian Games melanjutkan perjalanannya ke Aceh, Selasa (31/7/2018). Api obor tiba di Lanud Aceh pukul 09.00 WIB.

Di Aceh, obor Asian Games akan mengelilingi kota dengan berlari menuju 20 titik di sekitar kota Banda Aceh. Dimulai dari Museum Aceh dan berakhir di titik akhir Kantor Gubernur, di mana akan diselenggarakan seremonial api obor pada pukul 12.13 WIB.

Dari Lanud Aceh, rombongan akan menuju kota Banda Aceh tepatnya di Museum Aceh dan tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Museum Aceh akan menjadi titik awal pemberangkatan api obor untuk keliling kota Banda Aceh.

Baca juga: Tarik Turis, Aceh Siapkan Lebih dari 100 Atraksi Wisata Alam dan Budaya

Kirab api obor Asian Games akan melanjutkan perjalanan ke titik selanjutnya, yakni Museum Tsunami sekitar pukul 10.11 WIB. Kirab obor juga akan mengunjungi tempat wisata lainnya, yakni Monumen Thanks To The World.

Berikut KompasTravel rangkum tentang beberapa tempat wisata yang akan disinggahi kirab api obor Asian Games 2018.

Renitasari Adrian (tengah), Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation; dan Yovie Widianto (kanan) di Rumoh Aceh, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Renitasari Adrian (tengah), Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation; dan Yovie Widianto (kanan) di Rumoh Aceh, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015).
Museum Aceh

Terletak di jantung Kota Banda Aceh, museum ini memiliki ciri khas rumah adat Aceh yang diapit bangunan yang berisi koleksi penting. Rumah adat Aceh berbentuk panggung dengan bentuk yang kokoh dan mempertegas adat-istiadat setempat.

Namun, hanya pada hari minggu pengunjung bisa masuk ke rumah adat Aceh tersebut. Jika Anda mengunjungi pada hari biasa, Anda tetap bisa mengunjungi bangunan yang berada di sisi kanan dan kiri rumah adat tersebut.

Pada bangunan yang mengapit rumah adat tersebut, terdapat koleksi bersejarah yang memiliki nilai seni.

Beberapa koleksi museum yang bisa dikunjungi adalah Lonceng Besar yang diberi nama “Cakra Donya”. Cakra Donya adalah jingki untuk menumbuk tepung, penyimpanan padi serta beberapa kayu andalan asal Aceh yang bisa dimanfaatkan utuk membuat perahu.

Museum Tsunami Aceh, di Banda Aceh, Rabu (21/10/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Museum Tsunami Aceh, di Banda Aceh, Rabu (21/10/2015).
Museum Tsunami

Museum Tsunami didirikan pada tahun 2007. Museum ini dibangun setelah terjadi tsunami besar di Aceh pada 26 Desember 2004.

Arsitektur modern sangat terasa saat memasuki museum yang diarsiteki oleh M. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, Jawa Barat. Bila dilihat dari bawah, museum ini menyerupai kapal, alat transportasi yang banyak dikaitkan dengan bencana tsunami.

Saat memasuki museum pengunjung disambut dengan lorong gelap ditemani suara gemercik air yang mengalir di kedua dinding lorong, mengingatkan kejadian tahun 2004. Juga terdapat Memory Hall, di mana foto-foto kondisi Aceh pasca tsunami dipamerkan.

Pengunjung juga bisa mengunjungi ruangan yang bernama “sumur doa”. Ruangan ini bercahaya reduh berbentuk bundar setinggi 30 meter dengan atap berhias kaca patri berlafal “Allah”. Di sekeliling dinding ruangan ditempelkan nama ribuan korban jiwa akibat kuasa alam tersebut.

Pengunjung juga bisa menyaksikan pemutaran film dokumenter tentang Tsunami Aceh. Di bagian bawah museum terdapat “jembatan harapan” melambangkan harapan hidup bagi para penyintas.

Monument Thanks To The World sebagai tanda terima kasih masyarakat Aceh kepada relawan yang telah datang dari berbagai belahan dunia saat Tsunami Aceh 2004 lalu terjadi.DOK. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Monument Thanks To The World sebagai tanda terima kasih masyarakat Aceh kepada relawan yang telah datang dari berbagai belahan dunia saat Tsunami Aceh 2004 lalu terjadi.
Monumen Thanks To The World

Monumen ini berada tidak jauh dari Museum Tsunami. Monumen ini berada di Lapangan Blang Padang yang saat itu juga dilewati bencana air bah tersebut.

Monumen ini dibangun sebagai rasa terima kasih rakyat Aceh kepada relawan yang datang dari berbagai belahan dunia. Saat bencana 2004 tersebut banyak relawan dari berbagai negara datang untuk membantu, seperti LSM, militer dan perusahaan swasta.

Monumen berwarna putih itu juga memuat informasi mengenai Tsunami Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com