Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Sejarah Perang Dunia II di Biak

Kompas.com - 02/08/2018, 22:45 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

Untuk bisa masuk ke Goa Jepang dikenakan retribusi sebesar Rp 10.000 per orang. Di bagian pusat informasi terdapat foto-foto dan arsip peninggalan tentara Jepang, peta keseluruhan goa, dan juga informasi dasar mengenai goa.

Goa Jepang di Biak ini sebenarnya memiliki nama asli goa Binsari. Situs ini menjadi saksi bisu pertempuran antara pasukan Jepang melawan pasukan sekutu.

Jejak sejarah mengungkapkan bahwa sekitar 3.000 prajurit Jepang tewas dan terkubur hidup-hidup di goa alami yang diubah menjadi tempat persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan bagi tentara Jepang saat Perang Dunia II tahun 1943-1944 silam.

Bergeser sedikit dari pusat informasi dan tidak jauh dari situs goa, dibangun ruang arsip khusus yang menyimpan sisa tulang-tulang dan tengkorak pasukan eks-tentara Jepang yang berlindung di bawah goa pada pengeboman 7 Juni 1944 oleh pasukan sekutu.

Mulut goa Binsari terletak tidak jauh dari pusat informasi dan ruang arsip tulang, tetapi sebelumnya kami lebih dahulu disuguhkan dengan pemandangan lubang yang menembus ke dalam goa sebesar ±30 meter.

Pertama kali decak kagum keluar melihat lansekap yang lebar menganga itu, hingga salah seorang sahabat berbicara, “Kira-kira apa (bom) yang mereka masukkan hingga membuat lubang sebesar ini?”, dan kami pun menyadari kejadian tragis yang terjadi berpuluh-puluh tahun silam.

Tim ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI mengunjungi obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.DOK. MAPALA UI Tim ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI mengunjungi obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.
Kami berjalan sedikit menuju mulut goa dengan beberapa bagian ditutupi lumut hijau alami dan menuruni tangga yang lembab, stalagtit-stalagtit raksasa menggantungi langi-langit goa yang sangat lebar. Kegelapan menyambut kami untuk mengarah ke lubang yang dapat terlihat dari atas sebelumnya.

Di bagian dasar goa yang tertembus sinar matahari, tumbuh subur tumbuhan yang mengarah ke puncak karst degan tinggi yang sedang. Dilihat dengan mata telanjang ataupun melalui lensa, pemandangan di dalam goa seperti latar yang diambil dalam film Jurassic Park.

Sebuah bendera dan tulisan kanji diikat pada akar pohon dan menjadi titik ziarah bagi keluarga eks-tentara Jepang.

Pak Sampir membawa kami tak hanya ke Goa Jepang, tetapi juga ke Monumen Perang Dunia II yang terletak 7 km dari situs goa. Monumen tersebut dibangun oleh Pemda Biak di Desa Paray, terletak antara Mokmer dan Bosnik, Biak Timur.

Monumen Perang Dunia ke-2 di obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.DOK. MAPALA UI Monumen Perang Dunia ke-2 di obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.
Oleh karena letaknya yang di bibir pantai, tim kami berhenti untuk melihat-lihat laut, dan saat akan memasuki monumen terdapat pungutan Rp 10.000 per orang oleh warga sekitar. Menjadi pelajaran bagi kami dalam berwisata di tanah yang belum pernah kami kunjungi untuk selalu waspada terhadap jenis pungutan di destinasi.

Konon, di tempat monumen tersebut dibangun, terdapat peti-peti jenazah eks-tentara Jepang. Namun sayang, peti-peti tersebut diperjualbelikan secara illegal dan memperkecil kemungkinan ziarah keluarga eks-tentara Jepang ke tanah Biak.

(Artikel dari anggota Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI, Nabila Andrawina. Artikel dikirimkan langsung untuk Kompas.com di sela-sela kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com