Saya dan Yance Baos menyusuri jalan tanah yang baru dibuka oleh Pemerintah Desa Gunung. Menyusul di belakang kami adalah Tokoh masyarakat Desa Ranakolong, Paulus Ndoi.
Paulus Ndoi dibonceng oleh Marsi menuju ke kebun komunal lingko rumbit untuk menyaksikan ritual adat di lodok (sudut kebun komunal) lingko rumbit.
Saya dan Yance Baos tiba duluan di kebun untuk menunggu rombongan dari kampung Lete dengan kendaraan umum tersebut.
Setiba di kebun komunal lingko rumbit, Dor sekaligus tokoh adat Suku Gunung dan juru bicara adat mulai mengeluarkan sebotol moke dari tasnya.
Dor terlebih dahulu meminta persetujuan dari tuan tana, Katarina Ndakis, yang juga istrinya sendiri. Tuan tana, Katarina Ndakis memberikan persetujuan dan mulailah pelaksanakan ritual adat di lodok Lingko Rumbit.
Woja Wole Diturunkan
Sebelum dilangsungkan ritual adat dalam menghormati tuang tana, tanah dan penjaga alam semesta di lingko rumbit, terlebih dahulu, woja wole yang tergantung di tiang di lodok lingko rumbit diturunkan oleh anggota kebun yang hadir dalam ritual tersebut.
Bulir-bulir padi (woja) yang panjang diambil dan dimasukkan dalam sebuah bambu lalu digantung dalam sebuah tiang kayu yang dipancang di lodok lingko Rumbit. Unik dan langka tradisi ini yang hanya ada di masyarakat Kota Komba bagian selatan dari Kabupaten Manggarai Timur.
Padi (woja wole) yang ada di dalam bambu yang sudah kering dikeluarkan dan diletakkan diatas batu adat di lodok lingko rumbit tersebut.
Selanjutnya tua adat sekaligus Dor mengambil seekor ayam, moke lokal untuk diritualkan sebagai ucapan terima kasih dan bersyukur kepada alam semesta yang selama masa tanam sampai masa panen bersama-sama menjaga padi dari berbagai gangguan hama, baik tikus maupun hama-hama belalang dan hama-hama lainnya.
Tua adat sekaligus Dor dan juru bicara, Stanislaus Jalang memegang seekor ayam dan semua anggota kebun komunal mengikuti dengan khusuk sambil sama-sama berdoa dalam hati sebagai ucapan syukur.
Bagian kepala ayam dipegang ke aram tubuh juru bicara saat dilangsung ritual tersebut. Setelah diritualkan, ayam disembelih dan darah ayam diteteskan kepada bulir-bulir woja wole tersebut.